Istanbul (ANTARA) - Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan, Yoon Suk Yeol, pada Rabu (1/1) menyatakan bahwa dirinya akan "berjuang sampai akhir untuk melindungi negara" dalam pesan yang disampaikan kepada para pendukungnya yang berkumpul di depan kediaman presiden di Seoul.
“Karena adanya kekuatan internal dan eksternal yang mengancam kedaulatan serta aktivitas kelompok anti-negara, Korea Selatan saat ini berada dalam bahaya,” ujar Yoon seperti dikutip oleh kantor berita Yonhap di Seoul.
“Bersama kalian, saya akan berjuang sampai akhir untuk melindungi negara ini,” tegasnya.
Media melaporkan bahwa pesan tersebut dikirim melalui perantara dalam bentuk tulisan di atas kertas A4 dan ditandatangani langsung oleh Yoon.
Dalam pesannya, Yoon berterima kasih kepada para pendukungnya dan menyebut bahwa dirinya telah mengikuti "upaya" mereka melalui siaran langsung di YouTube.
“Demokrasi bebas, di mana setiap warga negara adalah pemiliknya, bukan negara atau partai, pasti akan menang,” tambahnya.
Pada Selasa (31/12) sebelumnya, Pengadilan Distrik Barat Seoul mengeluarkan surat perintah penangkapan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Yoon, yang dimakzulkan pada 14 Desember karena upaya singkatnya memberlakukan darurat militer. Surat perintah tersebut berlaku hingga Senin.
Yoon menolak setidaknya empat panggilan dari penyidik untuk hadir dalam pemeriksaan terkait tuduhan pemberontakan dan pengkhianatan.
Surat perintah penangkapan dikeluarkan atas permintaan Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO) atas tuduhan merancang deklarasi darurat militer pada 3 Desember, mengatur pemberontakan, dan menyalahgunakan kekuasaan, menurut laporan kantor berita itu.
Yoon menjadi presiden pertama dalam sejarah Korea Selatan yang menghadapi tuduhan pemberontakan dan pengkhianatan, serta larangan perjalanan, setelah langkahnya yang mengejutkan bangsa pada malam 3 Desember.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Presiden Korsel yang dimakzulkan, Yoon bersumpah berjuang sampai akhir