Surabaya (ANTARA GORONTALO) - Kementerian Pertahanan meminta PT PAL (Persero)
Indonesia mampu membuat kapal perang bermutakhir tinggi sekelas Perusak
Kawal Rudal (PKR) secara mandiri, tanpa kerja sama produksi dengan
industri kapal negara lain.
"Melihat hasil dan kualitas disertai bukti saat ini, kami yakin PT
PAL Indonesia mampu membuatnya," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian
Pertahanan, Laksamana Madya TNI Widodo, usai peluncuran PKR-2, di Dok
Semarang Divisi Kapal Niaga Kawasan Tanjung Perak, Surabaya, Kamis.
Dari dua PKR jenis Guided Missile Frigate yang dipesan
Kementerian Pertahanan untuk memperkuat alat utama sistem persenjataan
TNI AL, produksinya atas hasil kerja sama PT PAL Indonesia dengan
perusahaan kapal asal Belanda, Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS).
Dalam proses pengerjaannya, PT PAL Indonesia dan DSNS menggunakan
sistem modular yang setiap kapal terdiri dari enam modul, dengan
perakitan terakhir dilakukan di Indonesia.
"PKR-1 ada empat modul dari PT PAL dan dua DSNS, kemudian PKR-2
sudah lima modul dari PT PAL dan satu lainnya DSNS," ucap laksamana
bintang tiga tersebut.
Jika nantinya seluruh modul dikerjakan di Indonesia, kata dia, hal
tersebut sudah sejalan dengan UU Nomor 16/2012 tentang Industri
Pertahanan, bahwa pemenuhan alutsista dalam pertahanan dilakukan di
industri dalam negeri.
"Kalau sukses maka Kementerian Pertahanan akan kembali memesan PKR
dengan jumlah tertentu dan dalam satu skuadron. Nantinya, PKR-3, PKR-4
dan seterusnya akan dibangun khusus di PT PAL," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PT PAL (Persero) Indonesia, M
Firmansyah Arifin, menyampaikan bahwa kerja sama produksi kapal perang
PKR dengan DSNS juga dilakukan program transfer teknologi atau alih
teknologi sebagai satu tim.
"Hubungan yang terjalin ini dapat mempermudah alih teknologi kedua industri, baik untuk Indonesia maupun Belanda," katanya.
Ke depan, pihaknya yakin mampu memproduksi sendiri kapal perang
bermutakhir tinggi sekelas PKR dan berterima kasih atas kepercayaan yang
diberikan dari seluruh pihak, terutama TNI AL.
"Dengan sudah bertambahnya ilmu dan teknologi, disertai bukti
kualitas pembuatan kapal maka akan semakin menambah keoptimistisan serta
mental agar menjadi lebih baik," katanya.
Kapal di kelas fregat itu didesain untuk berbagai tipe peperangan di
antaranya untuk peperangan darat, udara, di atas dan bawah air, serta
dilengkapi pengamanan kemaritiman, SAR, sekaligus sebagai misi
kemanusiaan.
Spesifikasinya, kapal memiliki panjang 105,11 meter, lebar 14,02
meter, serat air 3,7 meter, bobot 2.365 ton, mampu berlayar hingga 5.000
mil laut, daya angkut 100 orang ditambah 20 orang, kecepatan maksimal
28 k dan klas Llyod Register.
Kementerian Pertahanan minta PT PAL produksi PKR sendiri
Kamis, 29 September 2016 18:22 WIB