Oslo (ANTARA GORONTALO) - Presiden Kolombia Manuel Santos meraih hadiah Nobel
Perdamaian 2016 atas upayanya mengakhiri perang saudara yang telah
berlangsung lima puluh tahun di negaranya, demikian diumumkan Komite
Nobel Norwegia, Jumat.
"Penghargaan ini hendaknya dilihat sebagai penghargaan kepada
rakyat Kolombia, yang ... belum menyerah untuk perdamaian, dan semua
pihak yang telah memberikan sumbangan dalam proses perdamaian," kata
Kaci Kullman Five, ketua komite dengan lima anggota itu dalam
pengumuman.
Santos memprakarsai perundingan, yang berujung pada tercapainya
kesepakatan perdamaian antara pemerintah Kolombia dan kelompok
pemberontak terbesar di negara itu, Angkatan Bersenjata Revolusioner
Kolombia (FARC).
Namun, kesepakatan damai tersebut ternyata ditolak oleh rakyat Kolombia melalui pemungutan sura.
"Fakta bahwa mayoritas pemilih menyatakan tidak terhadap
kesepakatan perdamaian itu bukan berarti proses perundingan mati," kata
Five.
"Referendum itu bukan pemungutan suara untuk mendukung atau
menentang perdamaian. Apa yang ditentang oleh kalangan pemilih "Tidak"
bukanlah masalah perdamaiannya, melainkan perjanjian perdamaian yang
spesifik."
Five memperingatkan bahwa hasil referendum dapat menciptakan
ketidakpastian masa depan Kolombia. Ia mengatakan bahaya sesungguhnya
adalah bahwa proses perdamaian akan terhenti dan perang saudara berkobar
lagi.
"(Kemungkinan) itu menjadi lebih penting sehingga pihak-pihak, yang
dipimpin Presiden Santos dan pemimpin gerilyawan FARC Rodrigo Londono,
harus terus menghormati gencatan senjata," kata Five.
Santos pada Rabu (5/10) memulai pembicaraan dengan para pemimpin
penentang kesepakatan perdamaian guna mencari jalan bagi kesatuan serta
pemulihan hubungan di negara itu.
Mantan Presiden Kolombia Alvaro Uribe dan pemimpin-pemimpin lainnya
dari partai oposisi Pusat Demokratis hadir pada pembicaraan tersebut.
Five mengatakan Komite Nobel Norwegia menekankan pentingnya fakta
bahwa Santos saat ini mengundang semua pihak untuk ambil bagian dalam
dialog secara nasional, yang ditujukan untuk memajukan proses
perdamaian.
"Komite Perdamaian berharap semua pihak akan mengambil tanggung
jawab serta berpartisipasi secara membangun dalam pembicaraan perdamaian
yang akan datang," ujarnya.
Untuk 2016, ada 376 kandidat yang diproses untuk dipilih sebagai
pemenang Hadiah Nobel, terdiri dari 228 orang dan 148 organisasi.
Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi hingga saat ini. Rekor
sebelumnya tercatat 278 kandidat, yaitu pada 2014, demikian Xinhua.
Presiden Kolombia raih hadiah Nobel Perdamaian 2016
Sabtu, 8 Oktober 2016 13:08 WIB