Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Japan Atomic Energy Agency (JAEA) bekerja sama dalam meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) bidang ketenaganukliran di Indonesia.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Pengembangan Kompetensi (DPK) BRIN Rahma Lina melalui keterangan di Jakarta, Jumat, menyampaikan kerja sama ini merupakan bagian dari agenda rutin dalam bentuk peningkatan kapasitas bagi tenaga ahli di fasilitas nuklir.
Program ini mencakup berbagai aspek, seperti reactor engineering and safety, kesiapsiagaan darurat radiologi, serta pemantauan lingkungan radioaktif.
"Kami mengirim ahli ke Jepang dan setelah kembali, mereka memberikan pelatihan kepada sivitas BRIN untuk meningkatkan kapasitas tenaga kerja di fasilitas nuklir," katanya.
Rahma menegaskan BRIN akan terus memperkuat kolaborasi ini untuk mendukung program pemerintah dalam mewujudkan swasembada energi nasional melalui pembangunan dan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
"Program pelatihan tidak hanya ditujukan bagi sivitas BRIN, tetapi juga bagi pemangku kepentingan lainnya seperti PT PLN, Kementerian ESDM, dan instansi terkait lainnya," kata Rahma.
Sementara General Manager International Nuclear HRD Section, Nuclear HRD Center – JAEA, Ohkura Takehisa mengungkapkan kerja sama antara Indonesia dan Jepang dalam pengembangan SDM nuklir telah berlangsung sejak 1996.
Ia berharap kemitraan ini dapat terus diperkuat dan ditingkatkan.
"JAEA akan terus memberikan mentoring dalam sistem pengembangan SDM teknologi nuklir di Indonesia. Kami mengundang peserta untuk mengikuti pelatihan di Jepang, serta menghadirkan pakar dari Jepang untuk melatih tenaga ahli di Indonesia," tutur Ohkura Takehisa.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BRIN gandeng JAEA Jepang perkuat SDM ketenaganukliran Indonesia