Gorontalo (ANTARA) - Faktor cuaca menjadi salah satu penyebab utama tingginya harga cabai rawit yang pernah menyentuh angka Rp100 ribu per kilogram di Provinsi Gorontalo pada dua bulan terakhir.
"Hujan yang sering terjadi pagi dan sore hari sejak beberapa bulan ini menyebabkan tanaman cabai rusak," ucap Amrin, salah seorang petani cabai rawit di Kabupaten Gorontalo, Senin.
Ia menjelaskan, hujan yang sering mengguyur daerah itu menyebabkan daun dan buah cabai rontok, sehingga saat panen, hasilnya sedikit.
"Hasil panen berkurang drastis, sedangkan permintaan dari konsumen tetap tinggi," kata Amrin.
Saat ini kata dia, untuk cabai rawit jenis Samia, untuk harga di kebun dijual Rp70 ribu per kilogram, sedangkan cabai rawit jenis Dewata Rp60 ribu per kilogram.
Sementara itu, Salah seorang pedagang Dani mengatakan bahwa harga cabai pada pekan ini masih bertahan pada angka Rp80 ribu hingga Rp90 ribu per kilogram.
Dani mengatakan untuk pasokan barang, para pedagang biasanya mendapatkannya dari pasar mingguan atau langsung dari petani.
"Biasanya kita ambil di pasar mingguan, yang ada salah satu pedagang sana yang pengumpul dalam jumlah banyak, dia bagi-bagikan ke pedagang-pedagang," ucap Dani
Ia mengatakan, biasanya juga ada pasokan langsung dari kebun. Para pedagang bekerja sama dengan petani, yang kemudian menawarkan hasil panen mereka langsung ke lapak, baik melalui telepon maupun datang langsung ke tempat.