Ankara (ANTARA) - Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada Sabtu memperingatkan tentang bencana kemanusiaan lain di Jalur Gaza menyusul runtuhnya gencatan senjata bulan lalu.
Dalam sebuah pernyataan memperingati Hari Anak Palestina, UNRWA mengatakan runtuhnya gencatan senjata telah menyebabkan gelombang pengungsian lainnya yang berdampak pada lebih dari 142.000 orang hanya dalam rentang waktu 18 hingga 23 Maret.
“Sejak perang di Gaza dimulai, sekitar 1,9 juta orang – termasuk ribuan anak-anak – telah mengalami pengungsian paksa berulang kali di tengah gempuran bom, ketakutan, dan kehilangan,” lanjut pernyataan tersebut.
“Jana adalah salah satu dari mereka,” tambahnya, merujuk pada seorang anak yang sebelumnya mereka temui pada Agustus 2024 dan sekali lagi pada akhir Maret 2025. “Dia, dan semua anak-anak, membutuhkan #GencatanSenjataSekarang.”
Israel melanjutkan serangannya di Gaza pada 18 Maret, menghancurkan gencatan senjata yang berlangsung selama dua bulan.
Lebih dari 50.600 warga Palestina telah terbunuh di wilayah kantong tersebut akibat serangan militer Israel sejak Oktober 2023, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan pada November lalu terhadap Kepala Otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Kepala Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional atas perang yang dilancarkannya di wilayah tersebut.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: UNRWA: Lebih dari 142.000 orang mengungsi pasca gencatan senjata Gaza