Bengkulu (ANTARA GORONTALO) - Masyarakat Kabupaten Bengkulu Tengah di jalur
lintas barat Pulau Sumatera merasa terganggu oleh bunyi klakson yang
belakangan menjadi viral di media sosial seiring istilah "om telolet
om".
Salah seorang warga, Hermi Ningsih di Bengkulu, Selasa, menuturkan,
bunyi klakson tersebut sangat nyaring sehingga mengganggu istirahat
bayinya.
"Biasanya tidak pernah saya dengar klakson itu, tetapi setelah ramai
di media sosial dan pemberitaan, para sopir truk mulai banyak yang
menggunakan," kata dia.
Memang tidak seperti di daerah lain, klakson tersebut dibunyikan
saat ada sejumlah orang di pinggir jalan meminta sang sopir membunyikan
klakson.
"Di tempat tinggal saya tidak ada yang minta dibunyikan tetapi
sopirnya saja sepertinya yang senang membunyikannya," kata dia lagi.
Suara klakson tersebut menjadi sangat mengganggu apalagi ketika
mulai tengah malam dan dini hari, saat seharusnya warga tidur pulas.
Kendaraan truk kata Hermi biasanya melewati jalur lintas tempat
tinggalnya mulai tengah malam, biasanya kendaraan pengangkut komoditas
seperti batu bara, sawit maupun karet.
"Kalau mereka membunyikan klakson, anak saya jadi kaget saat dia
tidur, seandainya beberapa kendaraan melakukan hal yang sama bayangkan
saja bagaimana efeknya," ucap dia
Hermi berharap pemerintah daerah mengambil tindakan dengan melarang
atau mengatur model penggunaanya. "Setidaknya volume suara yang
dihasilkan klakson dikurangi agar tidak bising," ujarnya.
Klakson "om telolet om " mulai dikeluhkan masyarakat
Selasa, 27 Desember 2016 19:15 WIB