Pekanbaru (ANTARA GORONTALO) - Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota
Pekanbaru akan menelusuri enam anak lainnya yang meninggal dalam naungan
Panti Asuhan Tunas Bangsa selain bayi bernama M Zikli berusia 1,5 tahun
yang saat ini sedang berkasus.
"Enam korban lainnya masih
dikoordinasikan dengan bidang dokter dan kesehatan (biddokkes) Rumah
Sakit Bhayangkara Polda Riau," kata Kepala Satreskrim Polresta
Pekanbaru, Kompol Bimo Ariyanto di Pekanbaru, Rabu.
Meski begitu dia mengatakan kemungkinan tidak akan dilakukan upaya
paksa penggalian kuburan untuk proses autopsi. Alasannya, tim "Disaster
Victim Identification" (DVI) juga akan kesulitan menemukan unsur-unsur
kekerasan pada anak tersebut mengingat sudah dikebumikan cukup lama.
Untuk itu, pihaknya hanya akan melakukan penelusuran terhadap RS
dimana korban pernah dirawat. Setelah didapat akan dicek kembali dengan
keterangan pemilik panti asuhan, Liki Nurhayati (49), yang telah jadi
tersangka dugaan penganiayaan menyebabkan kematian bayi M Zikli.
Saat ini, lanjut dia, perkembangan kasus penganiayaan anak asuh
tersebut masih tahap penyidikan. Sekarang sedang melengkapi berkas untuk
secepatnya dilimpahkan ke kejaksaan untuk diteliti oleh jaksa penuntut
umum.
"Sudah 15 saksi yang diperiksa termasuk juga dokter yang melakukan
proses otopsi jenazah M Zikli. Pemberkasan dilakukan secepatnya karena
kita dibatasi waktu penahanan juga," ujar Bimo.
Sebelumnya juga sudah diperiksa mulai dari keluarga korban, suami
dan anak pemilik panti serta pekerjanya. Selain itu juga ada pemeriksaan
terhadap Kepala Dinas Sosial Kota Pekanbaru, Chairani.
Disamping memiliki panti asuhan anak, tersangka juga punya panti
jompo, lanjut usia, dan orang gila di tiga tempat berbeda. Diketahui
ternyata panti-panti itu telah lama habis izinnya dan saat ini para
penghuninya dievakuasi ke Dinas Sosial Provinsi Riau dan Rumah Sakit
Jiwa Tampan Pekanbaru.*
Polisi telusuri enam anak panti asuhan yang meninggal dunia
Rabu, 8 Februari 2017 20:28 WIB