Purwokerto (ANTARA GORONTALO) - Tradisi mendongeng yang dilakukan orang tua
kepada anak-anaknya sudah banyak dilupakan, kata psikolog anak Seto
Mulyadi yang akrab dipanggil Kak Seto.
"Padahal, ini (mendongeng) sumber di mana anak-anak memupuk minat
baca karena sumber dongengnya adalah dari buku-buku itu," katanya di
Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat.
Kak Seto mengatakan hal itu kepada wartawan di sela-sela kegiatan
Gerakan Budaya Baca Masyarakat Banyumas (Gebyarmas) yang digelar Forum
Komunikasi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Kabupaten Banyumas bekerja
sama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto di halaman
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto.
Lebih lanjut, dia mengatakan di tingkat ASEAN, Indonesia menempati
peringkat ketiga dari bawah dalam hal literasi minat baca.
Oleh karena itu, kata dia, upaya meningkatkan minat baca perlu menjadi gerakan nasional.
Terkait hal itu, dia memberikan apresiasi kepada Presiden Joko
Widodo yang memberikan bantuan 10.000 buku bacaan untuk setiap titik
kegiatan pegiat minat baca.
Menurut dia, budaya gemar membaca buku perlu dimulai dari lingkungan keluarga dan lingkungan RT/RW.
"Untuk meningkatkan budaya gemar membaca buku, mungkin harus ada
perpustakaan di tingkat RT/RW. Kalau bisa, perpustakaan keluarga dan
orang tua membaca kembali dan itu mulai dari mendongeng sebetulnya,"
kata Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) itu.
Dalam kegiatan tersebut, Kak Seto berkesempatan bercerita atau
mendongeng dan mengajak ratusan anak-anak Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) untuk bernyanyi bersama.
Kak Seto menyatakan tradisi mendongeng banyak dilupakan masyarakat
Jumat, 5 Mei 2017 13:35 WIB