Gorontalo (ANTARA) - Himpunan Mahasiswa Psikologi (Himapsi) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo (UNG) meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan mental melalui pelatihan bahasa isyarat dan seminar stigma mental health.
Ketua panitia Mufidah Kamal di Gorontalo, Senin, mengatakan kegiatan itu menjadi wadah edukasi dan advokasi yang sangat inklusif, berfokus pada penghapusan stigma negatif dan peningkatan komunikasi empatik, khususnya dengan komunitas tuli.
"Seminar kesehatan mental diawali dengan materi inspiratif melampaui stigma, menghadirkan ruang aman bagi kesehatan jiwa oleh Devi Sekar Ayu Ningrum," ucap dia.
Materi tersebut menggarisbawahi pentingnya menciptakan lingkungan yang mendukung dan bebas dari penghakiman bagi siapa pun yang berjuang dengan isu kesehatan jiwa.
Sesi selanjutnya dilanjutkan dengan pelatihan bahasa isyarat yang dipandu Rahayu Liando, seorang teman tuli sekaligus perwakilan dari Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu (Gerkatin) Gorontalo.
Seluruh rangkaian kegiatan didampingi oleh Juru Bahasa Isyarat (JBI) dari Komunitas Rangkul Asa, guna memastikan akses informasi yang setara bagi semua peserta.
Rahayu menyampaikan apresiasinya terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut. Menurut dia, acara ini terasa sangat bagus, inklusif, dan mudah diakses karena kehadiran juru bahasa isyarat.
"Saya paham materi tentang kesehatan mental. Ini menunjukkan komitmen terhadap teman-teman tuli," ujarnya.
Triska Lukum selaku Co-Founder Rangkul Asa menyoroti esensi materi yang dibagikan. Menurut dia, kegiatan itu sangat menarik karena bisa membagi materi tentang stigma negatif dan positif.
"Jadi, semua peserta bisa memahami tentang kata-kata negatif kepada teman-teman tuli, dan mereka akan mengubah kata-kata ableisme itu menjadi ucapan yang baik agar tidak mendiskriminasi teman-teman tuli," jelasnya.
