Jakarta (ANTARA) - Di era digital, pelaku usaha kecil dapat mengekspor satu produk lokal ke pasar luar negeri dengan mudah melalui platform daring, berkat kemajuan teknologi yang menghilangkan proses rumit dan kebutuhan skala besar.
Salah satu contoh penerapan teknologi ini dapat dilihat dari sistem cross-border e-commerce yang diterapkan oleh Master Bagasi, platform yang menghubungkan ribuan produk lokal Indonesia dengan pembeli dan diaspora di lebih dari 100 negara.
Melalui sistem tersebut, proses mulai dari pengelolaan pesanan, pengemasan, hingga pengiriman lintas negara dapat dilakukan secara lebih terintegrasi dan efisien.
"Kami ingin membuktikan bahwa ekspor tidak harus besar-besaran, yang penting mulai dulu. Dari satu sambal, satu batik, satu snack khas daerah, semuanya bisa jadi pintu masuk produk Indonesia ke dunia,” ujar Pendiri sekaligus CEO Master Bagasi Amir Hamzah dalam rilis pers, Selasa.
Pendekatan ekspor digital ini juga menarik minat kalangan akademik. Dalam sebuah kegiatan pembelajaran di Jakarta, mahasiswa Institut STIAMI mempelajari langsung bagaimana teknologi logistik, sistem informasi, dan strategi pemasaran dapat memberdayakan produk lokal agar bisa bersaing di pasar internasional.
Menurut perwakilan dosen pendamping Institut STIAMI Teguh Santoso, pemahaman tersebut membuka wawasan baru bagi mahasiswa bahwa ekspor kini dapat dilakukan oleh siapa saja, termasuk pelaku usaha kecil, selama ada teknologi yang mendukung.
"Mahasiswa jadi paham bahwa ekspor kini bisa dilakukan lebih cepat, efisien, dan bahkan oleh pelaku usaha kecil sekalipun, selama ada teknologi dan platform yang mendukung seperti Master Bagasi," kata Teguh.
Model ekspor berbasis teknologi seperti ini menjadi contoh bagaimana digitalisasi membuka jalan bagi lebih banyak produk lokal untuk dikenal di dunia internasional.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Lewat platform digital, ekspor bisa dimulai dari satu produk lokal
