Surabaya (ANTARA GORONTALO) - Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan
Tinggi segera meluncurkan program studi pendidikan profesi guru (PPG)
guna meningkatkan mutu guru dan pendidikan di Indonesia.
"Peluncuran prodi ini untuk menyesuaikan pendidikan profesi dengan
Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen," kata Direktur
Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti Patdono Suwignjo di Surabaya,
Sabtu.
Dia mengatakan, pendidikan profesi sesuai amanat undang-undang
harus melibatkan organisasi profesi. Namun, selama ini PPG tidak
melibatkan organisasi profesi. Hanya instansi tertentu yang ditunjuk
sebagai penyelenggaranya.
"Prodi ini bisa dibuka semua institusi perguruan tinggi. Syaratnya
harus terakreditasi lembaga dan prodi S1-nya. Bisa akreditasi A atau B,
kalau C ya tidak bisa," ujarnya dalam orasi Ilmiah Kebijakan Pendidikan
Tinggi yang merupakan bagian dari penutupan Dies Natalies Universitas
Muhammadiyah (UM) Surabaya.
Keberadaan prodi ini, lanjut dia, juga akan menghapuskan syarat
peserta PPG harus mengikuti program Sarjana Mendidik di daerah 3T
(SM3T). Selain itu, PPG bisa dibuka oleh seluruh perguruan tinggi, baik
di jawa atau di luar jawa.
Sementara untuk mendaftar prodi PPG ini juga tidak diharuskan fresh
graduated, guru yang belum sempat mengikuti PPG juga diperkenankan.
"Tujuan SM3T dilaksanakan untuk melatih calon guru di daerah. Sebetulnya proses pendidikannya tidak di daerah," tuturnya.
Prodi PPG, lanjutnya akan dibatasi kuotanya tergantung kebutuhan
guru dari Dirjen guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud). Hasil perhitungan kebutuhan guru berdasarkan
jenjang dan jenis pelajarannya ini akan menentukan kuota setiap prodi.
"Tahun pertama masih bisa diberi hibah seperti program PPG yang ada
saat ini. Kalau kuotanya akan disesuaikan dengan kualitas institusi.
Kalau kampusnya bagus maksimal kuotanya 250, kalau kampusnya biasa ya 50
dulu," kata dia.
Dia menambahkan, Prodi PPG ini akan dibuka dengan program
pembelajaran selama 1 tahun, sama halya dengan PPG yang selama ini
dilaksanakan di sejumlah perguruan tinggi yang ditunjuk pemerintah.
Ia menegaskan, prodi ini akan memberikan tambahan kompetensi calon
guru dalam mengajar, sama halnya keprofesian insinyur, dokter, dan
lainnya.
Sementara itu, Wakil Rektor III UM Surabaya Aziz Alimul Hidayat
menjelaskan, pihak antusias untuk peluang membuka prodi PPG ini. Apalagi
tidak semua mahasiswanya selama ini bisa mengikuti SM3T sebagai syarat
PPG.
"Kami dulunya IKIP, jadi banyak lulusan kependidikan guru. Setiap
tahunnya ada 200 lulusan dari enam prodi di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Peluang membuka prodi pastinya bisa lebih memberi kesempatan
lulusan S1 pendidikan guru kami, ujarnya.
Aziz mengungkapkan berencana mengajukan prodi PPG ini pada Juli
mendatang. Setelah penerapan pendaftaran prodi secara online diterapkan.
Dirinya optimis bisa membuka prodi tersebut, pasalnya akreditasi prodi
di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan tersebut rata-rata B atau B+.
selain itu jumlah dosen dan doktor juga mencukupi.
Kemenristekdikti segera luncurkan prodi pendidikan profesi guru
Sabtu, 15 April 2017 21:45 WIB