Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Presiden Joko Widodo meminta ada terobosan dalam pengelolaan hutan di Indonesia.
"Pertama, pentingnya sebuah strategi besar pembangunan hutan yang
memiliki dimensi ekonomi dan lingkungan. Kita perlu melakukan sebuah
koreksi besar mestinya ada corrective action agar ada sebuah
terobosan, ada sesuatu yang besar yang baru yang harus kita lakukan
sehingga pengelolaan hutan kita lebih baik," kata Presiden Joko Widodo
dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup (HLK) 2017 di Jakarta, Rabu.
Dalam peringatan tersebut, Presiden Joko Widodo menyaksikan pemberian
penghargaan Kalpataru, Adipura Kencana, Adipura, Adiwiyata Mandiri
dan Nirwasita Tantra kepada individu, kelompok, maupun pemerintah daerah
yang berkomitmen dalam melestarikan lingkungan.
"Jangan kita berpikir rutinitas, jangan kita berpikir linear,
berpikir monoton, tidak pernah membuat terobosan-terobosan sehingga
dalam sekian tahun ini, mohon maaf pengelolaan hutan kita berada pada
posisi yang monoton, yang rutinitas yang tidak ada pembaharuan di situ,"
tegas Presiden.
Presiden pun meminta agar program-program berorientasi proyek harus segera dihentikan.
"Jangan ada lagi ada program-program yang orientasinya proyek, sudah
hentikan itu. Arahnya fokus, konsentrasi daerahnya dilokalisasi tapi
bisa dijadikan contoh nanti yang lain tinggal tiru. Sudah terlalu lama
kita bekerja dengan orientasi proyek, kita blak-blakan saja, kalau saya
mau buka satu persatu nanti ramai, saudara sudah tahu apa yang saya
maksudkan," ancam Presiden.
Presiden yang merupakan lulusan kehutanan Universitas Gadjah Mada itu
meminta agar dalam rapat kerja nasional (rakernas) Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk membuat pemikiran baru dalam
pengelolaan hutan.
"Oleh sebab itu dalam rakernas ini rumuskan pemikiran-pemikiran baru
agar pengelolaan hutan kita betul-betul pengelolaan yang konsisten yang
bisa kita kerjakan terus-menerus dan memberikan hasil yang baik," ungkap
Presiden.
Ia mencontohkan pengelolaan yang dilakukan oleh Swedia dan Finlandia
yang perekonomiannya 70-80 persen berasal dari pengelolaanhutan.
"Saya kira kita tidak usah sulit2, dikopi saja dan disesuaikan
dengan keadaan hutan negara kita, tapi pengelolaan hutan beratus tahun
baik itu yang harus kita jadikan contoh, jadi sample, kirim dari
Kementerian LHK melihat bagaimana pengelolaan hutan dan lingkungan hidup
berjalan bersama-sama, ekonominya dapat lingkungannya juga dapat,"
tambah Presiden.
Ia berharap terobosan itu pun didukung oleh semua pihak termasuk para rimbawan.
"Dibutuhkan jiwa-jiwa mulia, para rimbawan untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan konkrit, persoalan riil di lapangan dengan sebuah
etos kerja yang baik sehingga mana yang dilindungi, mana yang diproteksi
jelas, mana yang dipakai konsesi, mana untuk hutan sosial, betul-betul
jelas," jelas Presiden.
Seusai menyaksikan penyerahan penghargaan, Presiden Joko Widodo
melakukan penanaman pohon jati (tectona grandis) di Arboretum Lukito
Aryadi sebagai simbol (landmark) Hutan Indonesia dan menandatangani
prasasti "landmark" Hutan Indonesia pada kayu fosil yang ditemukan 12
meter di bahwa tanah. Presiden juga meluncurkan perangko Hari Lingkungan
Hidup.
Tema Hari Lingkungan Hidup 2017 adalah "Connecting People to Nature"
(Menyatu dengan Alam), tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingya isu lingkungan, mendorong keterlibatan dan
keaktifan masyarakat dalam upaya perlindungan lingkungan dan ruang
introspeksi tentang kondisi lingkungan yang telah dicapai selama
setahun.
Presiden minta ada terobosan pengelolaan hutan
Rabu, 2 Agustus 2017 14:04 WIB