Bandung (ANTARA GORONTALO) – Dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi
penyelenggaraan konstruksi melalui sosialisasi prinsip konstruksi
ramping (Lean Construction), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (Kementerian PUPR) melalui Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
bekerjasama dengan Institut teknologi Bandung (ITB) menyelenggarakan
Kompetisi Konstruksi Ramping Kedua (K2R 2.0) 2017.
Pada
pembukaan acara, Minggu (1/10) di Bandung, Dirjen Bina
Konstruksi yang diwakili Sekretaris Direktorat Jenderal Bina
Konstruksi Kementerian PUPR, Panani Kesai mengatakan sosialisasi
prinsip-prinsip konstruksi ramping dalam penyelenggaraan konstruksi
merupakan aktualisasi komitmen Kementerian PUPR untuk meningkatkan mutu
konstruksi.
“Kompetisi ini saya harapkan bisa mendorong
kreativitas mahasiswa, untuk nantinya bisa di-share kepada pemerintah
sebagai masukan melaksanakan pembangunan infrastruktur yang berkualitasâ€
ujar Panani.
Dalam tingkat global, konstruksi ramping dinilai
sangat sistematis untuk dapat mengidentifikasi dan meminimalisir
pemborosan biaya melalui perbaikan yang berlanjut. Konstruksi ramping
juga dapat memaksimalkan value yang ingin dicapai oleh pengguna akhir.
Untuk
diketahui perkembangan konstruksi ramping di Indonesia saat ini cukup
membanggakan. Penelitian terkait dengan konstruksi ramping dimulai
sejak tahun 2005 dengan dimotori Kelompok Keahlian Manajemen dan
Rekayasa Konstruksi di ITB yang mengusung agenda penelitiannya berupa
“Menuju Konstruksi Ramping di Indonesia.â€
Ketua Panitia
Kompetisi Konstruksi Ramping ITB, Muhamad Abduh, mengatakan tujuan
kegiatan kompetisi ini adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat
konstruksi di Indonesia mengenai konstruksi ramping.
“Mereka akan
membangun konstruksi dengan mainan Lego, melakukan perencanaan,
menyusun denah dengan potongan-potongan denah, ada tampak yang nyata
untuk melakukan eksekusi dalam membangun sebuah konstruksi dengan metode
prinsip Lean Construction.
Pada Senin (2/10), kompetisi
konstruksi ramping dilaksanakan. Format kompetisi dalam bentuk simulasi,
namun situasi yang dibangun disesuaikan dengan praktik-praktik kondisi
real di lapangan. Semua peserta juga dilengkapi dengan pakaian
Keselamatan dan Kesehatan Kerja menggunakan alat pelindung diri
selayaknya keadaan di lapangan kerja sungguhan. Hal ini bertujuan untuk
membuat keadaan semakin lebih nyata. Semua aturan pun harus dipatuhi
dengan mengikuti prosedur yang sudah di atur oleh panitia yang berada
dalam mengawasi kompetisi.
Kompetisi yang digelar pada Senin
(2/10), melibatkan delapan peserta universitas yakni, Universitas
Sriwijaya, Universitas Islam Indonesia, Universitas Diponegoro,
Universitas Katolik Soegijapranata, Universitas Islam Sultan Agung,
Universitas Teknologi Sepuluh November, Universitas Hasanudin, dan
ITB.
Juri penilai berasal dari jajaran pejabat Direktorat
Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR. Dalam kompetisi ini terpilih
sebagai juara pertama Universitas Diponegoro; juara kedua ITB; dan juara
ketiga Universitas Hasanudian.
Kementerian PUPR dan ITB selenggarakan kompetisi konstruksi ramping
Selasa, 3 Oktober 2017 15:03 WIB