Cox's Bazar (ANTARA GORONTALO) – Lebih dari 40.000 anak Rohingya tak
berpendamping berada di kamp pengungsi di Bangladesh setelah melarikan
diri dari Myanmar, ungkap Komisaris Uni Eropa Christos Stylianides pada
Rabu (1/11).
Komisaris Uni Eropa untuk Bantuan Kemanusiaan dan
Manajemen Krisis menggambarkan krisis pengungsi itu sebagai yang
"terbesar" dalam beberapa dekade setelah lebih dari 600.000 pengungsi
Rohingya memasuki Bangladesh dari negara bagian Rakhine Myanmar sejak
Agustus lalu.
"Saya sangat terkejut dengan begitu banyaknya
pengungsi saat mengunjungi kamp. Banjir pengungsi terjadi dalam waktu
yang sangat singkat," katanya kepada AFP dalam sebuah wawancara.
Dia mengatakan jumlah anak tak berpendamping itu sekarang tercatat sebanyak "lebih dari 40.000 orang".
"Saya pikir, angka ini sendiri dapat menunjukkan besarnya skala masalah," tambahnya.
Sejumlah
badan bantuan mengungkapkan kekhawatiran atas krisis kemanusiaan yang
mengerikan di kamp tempat para pengungsi menghadapi kelangkaan tempat
tinggal, air, layanan kesehatan dan sanitasi.
"Krisis pengungsi
di Cox’s Bazar ini adalah yang terbesar dalam beberapa dekade dan itu
memerlukan respons kemanusiaan yang komprehensif dan terkoordinasi,"
katanya kepada wartawan di Dhaka.
"Jumlah orang, kebutuhan
mereka, trauma yang mereka alami benar-benar di luar imajinasi. Jumlah
anak-anak yang menderita gizi buruk akut juga melampaui batas
imajinasi,†katanya.
Puluhan ribu anak Rohingya tak berpendamping tinggal di kamp pengungsi
Kamis, 2 November 2017 15:01 WIB