Sydney (ANTARA News) - Perdana Menteri Australia Tony Abbott Rabu
mengatakan menunggu kesempatan untuk bekerjasama erat dengan Joko Widodo
setelah Gubernur Jakarta itu menang dalam Pemilu Presiden Indonesia.
Abbott mengatakan hubungan dengan negara tetangga Indonesia yang
tahun lalu menegang karena tuduhan kegiatan mata-mata "sangat penting
bagi kami".
"Pemerintah Australia menunggu kesempatan untuk bekerja secara erat
dengannya," kata Abbott mengenai gubernur yang disebut AFP berpandangan
reformis yang menang secara ketat dalam persaingan dengan Prabowo
Subianto.
Hubungan antara Canberra dan Jakarta merosot ke titik paling rendah
dalam beberapa tahun sejak November setelah ada laporan Australia
menyadap pembicaraan telepon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan
lingkaran dekatnya.
Jakarta menyebut aksi itu "disengaja" untuk kemudian memanggil
pulang untuk sementara Duta Besar RI untuk Canberra serta menangguhkan
sejumlah kerjasama di beberapa bidang.
Penangguhan termasuk menyangkut masalah manusia perahu yang adalah
isu peka bagi kedua negara. Jakarta tidak senang dengan operasi militer
Australia yang membendung aliran manusia perahu yang kebanyakan
berangkat dari Indonesia.
Abbott menyebut hubungan kedua negara "sangat produktif". "Kami
memiliki sejarah kerjasama yang panjang dan dalam bidang yang luas atas
kepentingan bersama dan tantangan-tantangannya," kata dia.
PM Australia memuji Pemilihan Presiden di Indonesia sebagai tonggak
penting dalam demokrasi di negara berpenduduk terbesar ketiga di dunia
itu dan memuji Presiden Yudhoyono yang akan mengakhiri jabatan atas
sumbangsihnya yang besar.
"Indonesia perlu mendapat pujian atas peralihan demokrasinya yang
luar biasa dan dalam penyelenggaraan pemilihan." kata Abbott seperti
dikutip AFP.
PM Australia selamati Presiden terpilih Joko Widodo
Rabu, 23 Juli 2014 14:04 WIB