Waspada! Ini bedanya gejala baby blues dan depresi postpartum

Waspada! Ini bedanya gejala baby blues dan depresi postpartum

Baby blues dan depresi postpartum adalah dua kondisi berbeda yang sering dialami oleh ibu baru pasca melahirkan

Jakarta (ANTARA) - Pengalaman menjadi seorang ibu baru adalah momen yang sangat membahagiakan, namun banyak ibu baru yang mengalami perubahan mood pasca melahirkan.

Dua kondisi yang sering dialami ibu baru adalah baby blues dan depresi postpartum. Meskipun keduanya sama-sama melibatkan perasaan sedih dan cemas, tetapi keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan.

Apa itu Baby Blues?
Baby blues adalah kondisi umum yang dialami oleh banyak ibu baru. Kondisi ini ditandai dengan perubahan mood yang tiba-tiba, seperti merasa sedih, cemas, atau mudah tersinggung.

Gejala baby blues biasanya muncul dalam beberapa hari pertama setelah melahirkan dan akan hilang dengan sendirinya dalam waktu sekitar 2 minggu.

Ciri-ciri Baby Blues
1. Perasaan Sedih, Murung, dan Sering Menangis tanpa Sebab yang Jelas
Perasaan sedih mendalam adalah ciri khas baby blues. Ibu baru mungkin merasa murung atau sering menangis tanpa alasan yang jelas.

Emosi ini bisa muncul secara tiba-tiba dan intens, membuat kegiatan sehari-hari terasa berat. Kehilangan minat pada hal-hal yang sebelumnya disukai juga menjadi tanda umum.

2. Mood Swing atau Merasa Marah
Perubahan suasana hati yang drastis adalah hal yang biasa terjadi pada ibu yang mengalami baby blues. Ibu mungkin merasa sangat bahagia dalam satu momen, namun kemudian tiba-tiba merasa marah atau frustrasi. Perubahan mood yang cepat dan tidak terduga ini dapat membuat ibu merasa bingung dan kewalahan.

3. Cemas dan Gelisah
Perasaan cemas dan gelisah yang berlebihan juga sering menyertai baby blues. Ibu mungkin merasa khawatir tentang kesehatan bayi, kemampuannya sebagai seorang ibu, atau perubahan dalam hidupnya, sehingga dapat mengganggu tidur dan konsentrasi.

4. Merasa Kesepian atau Jauh dari Keluarga dan Teman
Meskipun dikelilingi oleh orang-orang yang menyayangi, ibu yang mengalami baby blues sering merasa kesepian atau terisolasi. Mereka mungkin merasa tidak ada yang bisa memahami apa yang mereka rasakan.

5. Sulit Berkonsentrasi
Konsentrasi yang menurun adalah salah satu gejala umum baby blues. Ibu mungkin kesulitan untuk fokus pada tugas-tugas sederhana, seperti membaca buku atau menonton televisi. Pikiran mereka seringkali melayang ke berbagai hal, terutama tentang bayi dan perannya sebagai seorang ibu.

6. Kewalahan dan Sulit Melakukan Pekerjaan dengan Baik, Termasuk Merawat Bayi
Merawat bayi merupakan tanggung jawab besar yang membutuhkan banyak energi dan waktu. Ibu yang mengalami baby blues mungkin merasa kewalahan dengan semua tugas yang harus dilakukan. Mereka mungkin merasa tidak mampu merawat bayi dengan baik atau merasa tidak cukup baik sebagai seorang ibu.

7. Sulit Tidur
Gangguan tidur adalah masalah umum yang dialami oleh ibu yang mengalami baby blues. Mereka mungkin sulit untuk tidur, sering terbangun di tengah malam, atau merasa tidak pernah cukup tidur. Kurang tidur dapat memperburuk gejala baby blues lainnya, seperti mood yang buruk dan kesulitan berkonsentrasi.

Apa itu Depresi Postpartum?
Depresi postpartum adalah kondisi yang lebih serius dibandingkan baby blues. Jika baby blues bersifat sementara, depresi postpartum bisa berlangsung lebih lama dan mengganggu aktivitas sehari-hari, sehingga membutuhkan penanganan medis yang serius.

Ciri-ciri Depresi Postpartum
1. Perasaan Sedih yang Berkepanjangan dan Intens
Perasaan sedih yang mendalam dan berkepanjangan adalah ciri khas depresi postpartum. Tidak seperti baby blues yang bersifat sementara, perasaan sedih ini dapat berlangsung selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan.

Ibu mungkin merasa putus asa, kosong, atau tidak berharga. Perasaan ini dapat begitu intens sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari dan membuat ibu sulit untuk menikmati momen bersama bayi.

2. Kehilangan Minat pada Hal-hal yang Sebelumnya Disukai
Salah satu tanda depresi postpartum adalah hilangnya minat pada hal-hal yang sebelumnya disukai. Ibu mungkin merasa tidak tertarik pada hobi, kegiatan sosial, atau bahkan pada bayi sendiri. Kehilangan minat ini dapat membuat ibu merasa terisolasi dan kesepian.

3. Perubahan Nafsu Makan
Depresi postpartum dapat menyebabkan perubahan nafsu makan yang signifikan. Beberapa ibu mungkin mengalami penurunan nafsu makan yang drastis, sementara yang lain malah makan berlebihan sebagai cara untuk mengatasi perasaan sedih dan cemas. Perubahan nafsu makan ini dapat memengaruhi berat badan dan kesehatan secara keseluruhan.

4. Masalah Tidur
Gangguan tidur adalah masalah umum yang dialami oleh ibu yang mengalami depresi postpartum. Mereka mungkin sulit untuk tidur, sering terbangun di tengah malam, atau merasa tidak pernah cukup tidur. Insomnia atau hypersomnia (tidur berlebihan) dapat memperburuk gejala depresi lainnya.

5. Kelelahan yang Ekstrem
Meskipun banyak beristirahat, ibu yang mengalami depresi postpartum sering merasa sangat lelah. Kelelahan ini bukan hanya fisik, tetapi juga emosional. Mereka mungkin merasa tidak memiliki energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari, bahkan untuk merawat bayi.

6. Perasaan Tidak Berharga atau Bersalah
Perasaan tidak berharga dan bersalah adalah hal yang umum terjadi pada ibu yang mengalami depresi postpartum. Mereka mungkin menyalahkan diri sendiri atas segala sesuatu yang terjadi, termasuk kesulitan dalam merawat bayi. Perasaan bersalah ini dapat membuat ibu merasa semakin tertekan.

7. Sulit Berkonsentrasi dan Membuat Keputusan
Depresi postpartum dapat mengganggu kemampuan untuk berpikir jernih dan membuat keputusan. Ibu mungkin merasa kesulitan untuk berkonsentrasi pada tugas-tugas sederhana, seperti membaca atau mengikuti percakapan.

8. Pikiran untuk Menyakiti Diri Sendiri atau Bayi
Meskipun terdengar menakutkan, pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bayi adalah salah satu gejala depresi postpartum yang serius. Pikiran-pikiran ini biasanya bersifat sementara dan tidak mencerminkan keinginan yang sebenarnya. Namun, penting untuk segera mencari bantuan profesional jika Anda mengalami pikiran-pikiran seperti ini.

Perbedaan Baby Blues dan Depresi Postpartum
Baby blues dan depresi postpartum seringkali disalahartikan karena keduanya melibatkan perasaan sedih dan perubahan suasana hati setelah melahirkan. Namun, keduanya memiliki karakteristik yang berbeda.

Dikutip dari pafikotasukamakmue.org berikut adalah beberapa perbedaan baby blues dan depresi postapartum yang perlu anda perhatikan.

1. Durasi
Baby blues umumnya berlangsung singkat, biasanya hanya beberapa hari hingga dua minggu setelah melahirkan. Gejalanya cenderung mereda dengan sendirinya. Sementara depresi postpartum bisa berlangsung lebih lama, bahkan hingga berbulan-bulan atau lebih. Gejalanya juga lebih intens dan mengganggu kehidupan sehari-hari.

2. Intensitas
Gejala baby blues cenderung ringan hingga sedang. Ibu mungkin merasa sedih, cemas, atau mudah tersinggung, namun masih dapat menjalankan aktivitas sehari-hari. Sebaliknya, gejala depresi postpartum jauh lebih berat. Perasaan sedih, cemas, dan putus asa dapat sangat intens sehingga mengganggu kemampuan ibu untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.

3. Dampak pada Kehidupan Sehari-hari
Baby blues umumnya tidak terlalu mengganggu aktivitas sehari-hari. Ibu mungkin merasa sedikit kewalahan, tetapi masih bisa merawat bayi dan menjalankan tugas-tugas rumah tangga. Namun, depresi postpartum dapat menyebabkan gangguan yang signifikan pada kehidupan sehari-hari. Ibu mungkin kesulitan untuk bangun dari tempat tidur, mandi, atau bahkan makan.

4. Penyebab
Baby blues umumnya disebabkan oleh perubahan hormonal yang terjadi setelah melahirkan. Sementara itu, depresi postpartum memiliki penyebab yang lebih kompleks, termasuk perubahan hormonal, faktor genetik, riwayat depresi sebelumnya, kurangnya dukungan sosial, dan komplikasi saat melahirkan.

Kesimpulan
Baby blues dan depresi postpartum adalah dua kondisi berbeda yang sering dialami oleh ibu baru. Baby blues merupakan kondisi yang umum dan bersifat sementara, ditandai dengan perubahan mood yang ringan seperti sedih, cemas, atau mudah tersinggung. Gejala ini biasanya muncul beberapa hari setelah melahirkan dan menghilang dengan sendirinya dalam waktu sekitar dua minggu.

Sementara itu, depresi postpartum adalah gangguan mood yang lebih serius dan berkepanjangan. Gejalanya lebih intens dan mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti perasaan sedih yang mendalam, kehilangan minat, perubahan nafsu makan, dan masalah tidur.

Jika Anda mengalami gejala depresi postpartum, penting untuk segera mencari bantuan medis. Dengan perawatan yang tepat, Anda dapat pulih dan kembali menikmati momen kebahagiaan bersama bayi.
Pewarta : PR Wire
Editor: PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2024