Gorontalo, (Antaranews Gorontalo) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berharap ada regenerasi nelayan, karena kondisi produksi tangkap perikanan melimpah.
Sesuai data di KKP bahwa produksi perikanan di tahun 2013 sebanyak 7,3 juta ton, 2015 sebanyak 9,9 juta ton, dan sekarang sebanyak 12,54 juta ton.
"Kalau bisa anak bapak/ibu saat ini tetap menjadi nelayan, namun nelayan yang modern," kata Sjarief Widjaja, Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP RI, saat menyerahkan bantuan sejumlah bantuan kepada nelayan di Provinsi Gorontalo, Jumat.
Ia menjelaskan, daging sapi tingkat konsumsinya di Indonesia pertahunnya hanya 2,5 Kg/orang, sementara ikan 46 Kg/orang/tahun, artinya nelayan tetap diandalkan untuk memenuhi kebutuhan protein.
Pemerintah pusat lewat berbagai kebijakan terus mendorong peningkatan kesejahteraan nelayan, termasuk memberikan perlindungan.
Baca Juga : Legislator Meminta KKP Menambah Bantuan Kapal Kecil
Presiden Joko Widodo sudah mengamanahkan kepada menteri KKP bahwa Laut adalah sebagai masa depan bangsa.
"Itu artinya laut adalah milik kita semua, dan harus ada sumber daya didalamnya, bukan untuk saat ini tapi juga masa depan," ujar Sjarief.
Menteri KKP sudah menyiapkan tiga strategi untuk menterjemahkan amanah presiden tersebut, yaitu kedaulatan, keberlanjutan dan kesejahteraan.
Dua tahun pertama KKP sudah fokus pada kedaulatan, yaitu mengusir kapal ikan milik asing, hingga saat ini sudah ada 317 kapal asing yang ditenggelamkan, ukurannya mulai 100-300 grosston (gt), yang sekali tarik bisa sampai 80 ton.
"Sementara nelayan tradisional kita di Indonesia, maksimal sekali tarik hanya 20 kg ikan, Presiden pun sudah mengeluarkan aturan dimana perikanan tangkap tertutup untuk asing," ungkapnya.
KKP mengajak para nelayan untuk tingkatkan produktifitas, karena setelah kedaulatan dan keberlanjutan saatnya ditingkatkan kesejahteraan nelayan.
"Ini adalah wujud dari keberpihakan pemerintah kepada nelayan, sehingga perlu regenerasi," ia menambahkan.
Baca Juga : 7.638 Nelayan Gorontalo Dilindungi Asuransi
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018