Warga di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo yang terserang muntaber bertambah pada di Kecamatan Biau dan Kecamatan Tolinggula hingga kini tercatat 41 orang.
Kepala Puskesmas Biau, Warda Mootalu di Gorontalo, Minggu mengatakan tambahan satu pasien muntaber tersebut datang berobat pada Minggu pagi setelah mengalami diare berulang kali.
"Meskipun hari libur, puskesmas kami tetap buka dan siaga penuh 1x24 jam untuk melayani pasien muntaber yang dikhawatirkan masih akan bertambah," ucapnya.
Pasien muntaber yang ditangani Puskesmas Biau berasal dari beberapa desa, yaitu Desa Potanga delapan orang, Didingga delapan orang, Biau dua orang, Bualo sembilan orang, Windu lima orang, Bohulo satu orang, Omuto tiga orang, Desa Luhuto tiga orang dan Desa Topi dua orang, totalnya 41 orang.
Sementara yang masih menjalani perawatan inap di puskesmas berstatus rawat jalan itu, ada tiga orang dan seluruhnya anak-anak berusia antara 5- 12 tahun.
Sementara itu, peningkatan kasus juga terjadi di Kecamatan Tolinggula sejak pukul 11.31 Wita, Minggu.
Kepala Puskesmas Tolinggula, Dahri Zakaria mengatakan, dari total 16 korban muntaber kini meningkat menjadi 19 korban.
tiga pasien tambahan berasal dari Desa Limbato dua orang dan Desa Ilotunggula satu orang.
Sementara pasien rawat inap yang sudah diizinkan pulang hari ini, sebanyak 5 orang dan yang lainnya masih terus menjalani perawatan di puskesmas berstatus rawat inap itu.
Dahri menambahkan, untuk pasien yang kondisinya semakin membaik, rencananya akan segera dipulangkan.
Ia menjelaskan beberapa kesimpangsiuran informasi di ruang publik yang menyatakan terdapat satu pasien balita meninggal dunia akibat muntaber di Kecamatan Tolinggula.
"Memang saat pasien muntaber ramai berdatangan di puskesmas ini pada Jumat (29/3) pukul 01.00 Wita atau tengah malam, satu pasien balita usia 3 tahun pun ikut dibawa ke puskesmas, namun sesuai hasil pemeriksaan pasien tersebut telah meninggal dunia di perjalanan atau sebelum tiba di puskesmas," ujarnya.
Balita tersebut meninggal dunia akibat panas tinggi dan kejang setelah beberapa hari mengalami sakit di rumah. Pihak keluarga menginformasikan jika balita itu tidak mengalami muntaber dalam riwayat sakitnya.
Dahri memastikan, tidak ada pasien meninggal dunia akibat muntaber yang ditangani Puskesmas Tolinggula, selain data terkini jumlah pasien muntaber di wilayah itu bertambah mencapai 19 orang, empat pasien dirujuk ke rumah sakit, lima orang sudah dipulangkan dan pasien lainnya masih menjalani rawat inap di puskesmas tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019
Kepala Puskesmas Biau, Warda Mootalu di Gorontalo, Minggu mengatakan tambahan satu pasien muntaber tersebut datang berobat pada Minggu pagi setelah mengalami diare berulang kali.
"Meskipun hari libur, puskesmas kami tetap buka dan siaga penuh 1x24 jam untuk melayani pasien muntaber yang dikhawatirkan masih akan bertambah," ucapnya.
Pasien muntaber yang ditangani Puskesmas Biau berasal dari beberapa desa, yaitu Desa Potanga delapan orang, Didingga delapan orang, Biau dua orang, Bualo sembilan orang, Windu lima orang, Bohulo satu orang, Omuto tiga orang, Desa Luhuto tiga orang dan Desa Topi dua orang, totalnya 41 orang.
Sementara yang masih menjalani perawatan inap di puskesmas berstatus rawat jalan itu, ada tiga orang dan seluruhnya anak-anak berusia antara 5- 12 tahun.
Sementara itu, peningkatan kasus juga terjadi di Kecamatan Tolinggula sejak pukul 11.31 Wita, Minggu.
Kepala Puskesmas Tolinggula, Dahri Zakaria mengatakan, dari total 16 korban muntaber kini meningkat menjadi 19 korban.
tiga pasien tambahan berasal dari Desa Limbato dua orang dan Desa Ilotunggula satu orang.
Sementara pasien rawat inap yang sudah diizinkan pulang hari ini, sebanyak 5 orang dan yang lainnya masih terus menjalani perawatan di puskesmas berstatus rawat inap itu.
Dahri menambahkan, untuk pasien yang kondisinya semakin membaik, rencananya akan segera dipulangkan.
Ia menjelaskan beberapa kesimpangsiuran informasi di ruang publik yang menyatakan terdapat satu pasien balita meninggal dunia akibat muntaber di Kecamatan Tolinggula.
"Memang saat pasien muntaber ramai berdatangan di puskesmas ini pada Jumat (29/3) pukul 01.00 Wita atau tengah malam, satu pasien balita usia 3 tahun pun ikut dibawa ke puskesmas, namun sesuai hasil pemeriksaan pasien tersebut telah meninggal dunia di perjalanan atau sebelum tiba di puskesmas," ujarnya.
Balita tersebut meninggal dunia akibat panas tinggi dan kejang setelah beberapa hari mengalami sakit di rumah. Pihak keluarga menginformasikan jika balita itu tidak mengalami muntaber dalam riwayat sakitnya.
Dahri memastikan, tidak ada pasien meninggal dunia akibat muntaber yang ditangani Puskesmas Tolinggula, selain data terkini jumlah pasien muntaber di wilayah itu bertambah mencapai 19 orang, empat pasien dirujuk ke rumah sakit, lima orang sudah dipulangkan dan pasien lainnya masih menjalani rawat inap di puskesmas tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019