Gorontalo (ANTARA) - Wakil Bupati Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, Thariq Modanggu di Gorontalo, Minggu, mengatakan, penanganan musibah penyakit muntaber yang melanda masyarakat di dua kecamatan di wilayah Barat itu, dilakukan dari hulu ke hilir.
Alasannya, agar penanganannya tepat dan penyakit yang menyerang masyarakat di beberapa desa di Kecamatan Biau dan Tolinggula itu secara bersamaan, tidak akan meluas.
Dari hulu, sebutnya pemerintah daerah meminta pihak laboratorium maupun Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM) agar segera membuat analisis kemungkinan sumber penyakit yaitu air, untuk segera dibuat peringatan dini.
Ia menambahkan, dugaan sumber penyakit dari air, mengingat masyarakat di tiga desa yang ada di Kecamatan Tolinggula, menggunakan sumber air dari PDAM yang ada di Kecamatan Biau.
Sementara masyarakat yang ada di 10 desa di Kecamatan Biau, membeli air minum isi ulang yang ada di Kecamatan Tolinggula.
Maka dugaan sementara penyebab muntaber akibat konsumsi air, bisa menjadi bahan analisis pengujian sampel, apalagi banyak anak-anak terserang muntaber.
"Sistem kekebalan atau daya tahan tubuh mereka lebih rentan dibanding orang dewasa, maka korban muntaber didominasi anak-anak dan balita," ujarnya.
Sementara untuk penanganan di hilir, dilakukan dengan penanganan intensif, mulai dari gejala yang timbul.
Pihak Puskesmas Biau dan Tolinggula pun sudah diminta membuat analisis sejak kedatangan para pasien, jam kedatangan, periodiknya, serta pemeriksaan yang dilakukan.
Disamping menyiapkan obat-obatan, termasuk distribusi tambahan, menambah jumlah dokter di setiap puskesmas, seperti mendatangkan empat tenaga dokter dari rumah sakit umum daerah setempat.
Termasuk melakukan koordinasi dengan pemerintah provinsi maupun instansi terkait, juga meminta dukungan penambahan armada ambulans untuk menjaga kemungkinan terjadinya peningkatan kasus.
Wakil bupati mengaku, terus memantau langsung penanganan korban muntaber di dua kecamatan tersebut, sejak Jumat (29/3) dini hari.