Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gorontalo Utara melakukan isolasi di daerah yang telah terjadi kasus gigitan anjing pembawa virus rabies, khususnya di Kecamatan Atinggola dan Gentuma.
"Kami langsung turun ke Kecamatan Atinggola, untuk mengisolasi daerah tempat anjing menggigit," ujar Kepala Seksi Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, drh Lely Umi Wakhidah, Senin, saat berbagi tips mencegah gigitan anjing pembawa virus rabies, di Kecamatan Gentuma dan Atinggola, sekaligus menyikapi tiga kasus gigitan anjing terduga rabies pada Minggu (8/12) di Desa Kota Jin, Imana dan Ilomata,
Langkah tersebut diperlukan, mengingat anjing yang menggigit tidak diketahui apakah pembawa virus rabies, sebab belum tertangkap.
Untuk menghindari meluasnya gigitan, warga pun wajib menghindari berjalan di tempat gelap dan rimbun sebab anjing rabies takut dengan sinar matahari dan mengawasi ketat saat anak-anak bermain.
Warga pemilik anjing peliharaan agar segera mengikat anjing atau memasukkannya ke kandang untuk diisolasi. "Untuk kasus gigitan anjing di wilayah Atinggola, kita belum mengetahui apakah positif atau tidak," ujarnya.
Cara yang akan dilakukan Disnakkeswan, adalah mengisolasi hewan rabies, juga melakukan vaksinasi pada hewan pembawa rabies (HPR) di daerah lokasi hewan terduga rabies.
Termasuk bekerja sama dengan pihak puskesmas atau rumah sakit rujukan, untuk melihat gejala pada korban gigitan apakah menunjukkan tanda-tanda positif terjangkit rabies.
"Upaya mengisolasi daerah gigitan diharapkan secepatnya menemukan anjing pengigit yang telah memakan korban serta memastikan tidak ada anjing dan kucing peliharaan terjangkit virus rabies," ujarnya.
Beberapa langkah yang perlu diedukasi pada korban gigitan HPR adalah, segera mencuci luka dengan air mengalir menggunakan sabun.Segera membawa ke puskesmas untuk mendapatkan vaksin anti rabies (VAR), serta senantiasa waspada.
Ia mengatakan para pemilik hewan peliharaan pun diminta mau suka rela bersedia agar anjing maupun kucingnya untuk divaksinasi.
Hingga saat ini kata Lely, terdata populasi anjing di kabupaten itu mencapai 6.018 ekor. Sementara kasus gigitan pada anjing dan hewan lain mencapai 30 ekor.
Hasil koordinasi dengan pihak Dinas Kesehatan setempat, kasus gigitan ke manusia mencapai 50 kasus.
Tidak hanya gigitan pada manusia, warga pun diminta waspada menjaga hewan ternaknya seperti sapi dan kambing, mengingat hewan pembawa rabies bisa menggigit ternak lainnya.
Tahun 2019 ini, terdapat satu kasus anjing rabies menggigit ternak sapi dan pemilik diminta tidak menyembelih ternaknya, sebab dipastikan tetap terjangkit virus rabies.
Termasuk pemerintah desa dan kecamatan untuk bekerja sama agar warga pemilik ternak berpotensi membawa virus rabies untuk sukarela melakukan vaksinasi pada hewan peliharaannya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019
"Kami langsung turun ke Kecamatan Atinggola, untuk mengisolasi daerah tempat anjing menggigit," ujar Kepala Seksi Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, drh Lely Umi Wakhidah, Senin, saat berbagi tips mencegah gigitan anjing pembawa virus rabies, di Kecamatan Gentuma dan Atinggola, sekaligus menyikapi tiga kasus gigitan anjing terduga rabies pada Minggu (8/12) di Desa Kota Jin, Imana dan Ilomata,
Langkah tersebut diperlukan, mengingat anjing yang menggigit tidak diketahui apakah pembawa virus rabies, sebab belum tertangkap.
Untuk menghindari meluasnya gigitan, warga pun wajib menghindari berjalan di tempat gelap dan rimbun sebab anjing rabies takut dengan sinar matahari dan mengawasi ketat saat anak-anak bermain.
Warga pemilik anjing peliharaan agar segera mengikat anjing atau memasukkannya ke kandang untuk diisolasi. "Untuk kasus gigitan anjing di wilayah Atinggola, kita belum mengetahui apakah positif atau tidak," ujarnya.
Cara yang akan dilakukan Disnakkeswan, adalah mengisolasi hewan rabies, juga melakukan vaksinasi pada hewan pembawa rabies (HPR) di daerah lokasi hewan terduga rabies.
Termasuk bekerja sama dengan pihak puskesmas atau rumah sakit rujukan, untuk melihat gejala pada korban gigitan apakah menunjukkan tanda-tanda positif terjangkit rabies.
"Upaya mengisolasi daerah gigitan diharapkan secepatnya menemukan anjing pengigit yang telah memakan korban serta memastikan tidak ada anjing dan kucing peliharaan terjangkit virus rabies," ujarnya.
Beberapa langkah yang perlu diedukasi pada korban gigitan HPR adalah, segera mencuci luka dengan air mengalir menggunakan sabun.Segera membawa ke puskesmas untuk mendapatkan vaksin anti rabies (VAR), serta senantiasa waspada.
Ia mengatakan para pemilik hewan peliharaan pun diminta mau suka rela bersedia agar anjing maupun kucingnya untuk divaksinasi.
Hingga saat ini kata Lely, terdata populasi anjing di kabupaten itu mencapai 6.018 ekor. Sementara kasus gigitan pada anjing dan hewan lain mencapai 30 ekor.
Hasil koordinasi dengan pihak Dinas Kesehatan setempat, kasus gigitan ke manusia mencapai 50 kasus.
Tidak hanya gigitan pada manusia, warga pun diminta waspada menjaga hewan ternaknya seperti sapi dan kambing, mengingat hewan pembawa rabies bisa menggigit ternak lainnya.
Tahun 2019 ini, terdapat satu kasus anjing rabies menggigit ternak sapi dan pemilik diminta tidak menyembelih ternaknya, sebab dipastikan tetap terjangkit virus rabies.
Termasuk pemerintah desa dan kecamatan untuk bekerja sama agar warga pemilik ternak berpotensi membawa virus rabies untuk sukarela melakukan vaksinasi pada hewan peliharaannya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019