Jakarta (ANTARA) - Serena Williams dipaksa bekerja keras saat memenangkan laga perempat final US Open dengan 4-6 6-3 6-2 atas petenis non unggulan asal Bulgaria Tsvetana Pironkova, Rabu waktu setempat atau Kamis dini hari, sehingga menghidupkan asa menyamai rekor 24 gelar tunggal Grand Slam.
Juara enam kali US Open itu awalnya kesulitan menghadapi forehand Pironkova dan berisiko tersingkir paling cepat dalam 14 tahun ini dari turnamen ini sampai dia menggunakan pengalamannya dalam menemukan jalan kembali melawan Pironkova yang tengah menanjak.
"Saya senang berdiri di sini ... karena pada satu titik saya hampir tak berada di sini," kata Williams saat wawancara pemenang di lapangan seperti dikutip Reuters. "Saya terus berjuang dan satu hal yang membuat saya amat bersemangat adalah saya tak pernah menyerah."
Bagi Pironkova yang kini bercatatan menang-kalah 0-5 selama bertemu Williams, kekalahan ini menjadi akhir dari kejutan New York mengingat ini merupakan turnamen profesional pertamanya sejak Wimbledon pada 2017.
Pironkova yang kembali setelah absen lebih dari tiga tahun saat melahirkan anaknya awal 2018 ini membuat awal yang bagus saat memetik break point untuk memimpin 4-2 pada set pertama.
Setelah Williams mengamankan dua set point saat memegang servis untuk membuat kedudukan menjadi 4-5, petenis Bulgaria itu menunjukkan keberaniannya untuk mengamankan set pembuka lewat backhand winner.
Pada set kedua, Williams memenangkan reli 24 poin untuk mematahkan dan membuka keunggulan 5-3 dan kemudian, setelah tertinggal 15-30 saat memegang servis, melepaskan tiga ace beruntun untuk memaksa set penentuan dimainkan.
Williams mematahkan servis saat memulai set ketiga dalam pertandingan di mana dia bahkan melakukan pukulan kidal dan tak pernah lagi tersusul ketika Pironkova seketika mulai kehabisan energi.
Williams terkunci pada 23 gelar tunggal Grand Slam, satu gelar di bawah rekor Margaret Court, sejak memenangkan Australia Terbuka 2017.
Pada semifinal petenis berusia 38 tahun itu akan menghadapi unggulan ke-16 dari Belgia Elise Mertens atau mantan petenis nomor satu dunia Victoria Azarenka dari Belarus.