Jakarta (ANTARA) - Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menilai kebangkitan industri penerbangan pada tahun 2021 ditentukan oleh kemampuan program vaksinasi mengatasi varian baru virus COVID-19.
"Kecuali program vaksinasi yang akan dilakukan pada awal 2021 berhasil dijalankan dan secara efektif mampu mencegah penularan COVID-19, termasuk kemampuan pemerintah meyakinkan publik bahwa virus varian baru tidak akan masuk ke Indonesia dan program vaksinasi atau yang lebih baik dari itu mampu mengatasi virus varian baru, maka dunia transportasi udara dan bisnis penerbangan dan sektor-sektor lainnya akan kembali bergairah dan bangkit secara positif," ujar Ketua I MTI Bidang Advokasi, Edukasi, dan Hukum Regulasi Transportasi, Suharto Abdul Majid dalam seminar daring di Jakarta pada Senin.
Kebangkitan yang dimaksud, kata dia, minimal industri penerbangan bisa kembali pulih bahkan secara bertahap mampu mendekati capaian tahun 2019.
"Momentum ini tentu saja harus dijaga dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh dunia usaha bersama-sama dengan pemerintah dan masyarakat, sehingga pemulihan akan lebih cepat bergerak sebagaimana diprediksi oleh International Air Transport Association (IATA) bahwa pemulihan global dunia penerbangan akan terjadi pada 2021 hingga 2024," katanya.
IATA pada rilis akhir tahun menyatakan berita tentang vaksin adalah positif tetapi pemulihan masih membutuhkan waktu terkait dengan masalah implementasi vaksin dan dampak kerusakan ekonomi.
Suharto juga menyarankan agar pemerintah mengupayakan penyelamatan maskapai nasional mengingat industri penerbangan sebagai suatu global supply chain yang harus dipertahankan. Sejauh ini campur tangan pemerintah sudah cukup baik, namun pada 2021 harus lebih ditingkatkan lagi agar maskapai penerbangan dan bandara memiliki daya tahan yang lebih baik.
Ia memaparkan dua skenario yang kemungkinan terjadi di sektor penerbangan pada 2021.
"Pada skenario yang pertama yakni program vaksinasi berhasil dan virus varian baru mampu dicegah, maka pada tahun 2021 akan menjadi tahun pemulihan bagi bisnis penerbangan," kata Suharto.
Menurut dia, pemerintah dan dunia penerbangan bersama-sama dengan sektor lain khususnya perdagangan dan pariwisata bisa melakukan strategi memotivasi masyarakat untuk melakukan perjalanan melalui udara dengan aman dan selamat. Pada dasarnya, kata dia, ada tiga tujuan utama orang melakukan perjalanan via udara yaitu tujuan bisnis, wisata, dan sosial atau keluarga.
"Pada skenario yang kedua yakni pandemi COVID-19 masih terus bergerak naik penyebaran semakin meluas atau belum turun pada level yang ditoleransi, maka dunia penerbangan harus tetap melakukan strategi sebagaimana telah dilakukan pada 2020," katanya.
Bantuan dan campur tangan pemerintah untuk penyelamatan bisnis penerbangan harus lebih ditingkatkan lagi sambil terus mencari cara-cara untuk melakukan pencegahan dengan penerapan protokol kesehatan dan PSBB yang lebih diperketat.
"Berdasarkan pengalaman tahun 2020, kekuatan dunia penerbangan Indonesia terletak pada penerbangan domestik yang mampu menyumbang hingga 90 persen dan pasar angkutan kargo atau logistik yang memberikan andil pendapatan yang cukup baik," ujar Suharto.
Industri penerbangan 2021 ditentukan vaksinasi dan varian baru COVID-19
Senin, 28 Desember 2020 15:30 WIB