Jakarta (ANTARA) - Untuk kali pertama sejak 2004, Olimpiade akan melahirkan juara baru di nomor 100 meter putra setelah dalam tiga edisi terakhir Sang Manusia Tercepat di Dunia, Usain Bolt, mendominasi dengan sapu bersih emas.
Tanpa Bolt, peta persaingan di nomor 100 meter putra Olimpiade Tokyo 2020 diprediksi berlangsung sengit dan sprinter Indonesia Lalu Muhammad Zohri turut merampaikan kompetisi itu, meski ia hadir di Negeri Sakura bukan sebagai unggulan.
Catatan waktu terbaik Zohri adalah 10,03 detik yang ditorehkannya dalam seri Golden Grand Prix Osaka 2019 di Jepang, yang sekaligus mengantarkannya meraih tiket Olimpiade Tokyo.
Zohri hanya terpaut 0,03 detik dari pelari Amerika Serikat Justin Gatlin yang menempati posisi pertama di ajang tersebut serta 0,02 detik dari wakil tuan rumah Yoshihide Kiryu.
Mengingat atletik adalah olahraga terukur, maka pencapaian atlet dalam suatu ajang bisa menjadi tolok ukur untuk kompetisi selanjutnya. Zohri kali terakhir berlomba saat turun di test event Olimpiade Tokyo pada Mei lalu. Ketika itu, ia mencatatkan waktu 10,34 detik.
Berkaca dari catatan tersebut, Zohri diprediksi sulit menyaingi pesaing yang memiliki rapor waktu di bawah 10 detik. Sebut saja sprinter Amerika Serikat Trayvon Bromell yang menjadi kandidat kuat juara di nomor 100 meter putra.
Bromell pernah mencatat rekor 9,77 detik saat tampil di Miramal, Florida, pada Juni lalu, yang membuatnya masuk dalam daftar tujuh sprinter tercepat dunia dalam sejarah.
Setelah itu, Bromell memastikan tempat di Olimpiade Tokyo usai memenangi 100 meter ajang US Olympic Trials dengan catatan waktu 9,80 detik. Ia berada di depan kompatriotnya Ronnie Baker (9,85 detik) dan Fred Kerley (9,86 detik).
"Saya termotivasi untuk sesuatu yang lebih besar dari sekadar medali. Itu di luar sisi materialnya. Ada tujuan yang lebih besar di balik semua ini. Jelas jika saya memenangi medali emas, itu akan memberi saya kesempatan lebih," kata Bromell dikutip dari situs resmi World Athletics, Kamis (29/7).
Seorang pengamat atletik Neil Duncanson mengatakan Bromell memiliki kans besar untuk meraih emas Olimpiade Tokyo. Berdasarkan analisisnya, Duncanson menyebut Bromell hanya butuh fokus dan tak melakukan kesalahan saat berlomba nanti.
"Saya pikir Trayvon akan memenangkannya (emas Olimpiade Tokyo) jika ia tampil dengan benar," kata Duncanson dilansir Reuters, Jumat.
Selain Bromell, Zohri juga akan bersaing dengan Ronnie Baker dan Fred Kerley. Seperti disebutkan di atas, keduanya berada di belakang Bromell saat bersaing di US Olympic Trials dengan catatan waktu berada di bawah 10 detik, membuat ketiga sprinter Negeri Paman Sam itu menjadi lawan sulit Zohri di lintasan Olympic Stadium.
Akani Simbine hingga Ryota Yamagata
Di luar jajaran sprinter Negeri Paman Sam, sejumlah peserta lain juga memiliki rapor catatan waktu di bawah 10 detik.
Misalnya, Akani Simbine dari Afrika Selatan yang memiliki catatan waktu tercepat kedua tahun ini sekaligus pemegang rekor Afrika saat berlaga di Gyulai István Memorial, Szekesfehervar, Hungaria, Juli lalu, dengan 9,84 detik.
Ambisi Simbine di Olimpiade Tokyo juga cukup besar karena ingin menjadi sprinter Afrika pertama yang meraih emas Olimpiade di nomor 100 meter putra sejak Reggie Walker di Olimpiade London 1908.
Selain itu, Simbine juga mengusung misi menebus kegagalan di Olimpiade Rio de Janeiro, Brazil, 2016 ketika finis di urutan kelima nomor 100 meter putra dengan catatan waktu 9,94 detik.
Dalam daftar persaingan, jangan lupakan nama Andre De Grasse dari Kanada. Ia adalah peraih perunggu Olimpiade Rio de Janeiro nomor 100 meter putra dengan mengantongi 9,91 detik.
Musim ini, De Grasse meraih catatan waktu terbaik di angka 9,92 detik saat berlomba di Duval County Challenge, Jacksonville, Mei lalu.
Kemudian ada sprinter Jamaika Yohan Blake, peraih dua perak Olimpiade London 2012 untuk nomor 100 dan 200 meter putra. Ia juga memiliki tekad besar di Tokyon untuk membalas kegagalan di Olimpiade Rio yang kala itu menempati posisi keempat.
Sepanjang tahun ini, peraih emas nomor 4×100 m relay Olimpiade London dan Rio de Janeiro itu telah memenangi 10 dari 13 lomba nomor 100 meter putra, termasuk cacatan waktu tercepat 9,95 detik saat berlaga di Stars and Stripes Classic, Marietta, Juli lalu.
Sprinter tuan rumah Ryota Yamagata juga masuk dalam daftar pemilik rapor lari 100 meter di bawah 10 detik. Ia menjadi harapan Jepang setelah mencatat rekor nasional 9,95 di Tottori, Juni lalu.
Tak muluk
Melihat peta persaingan yang begitu ketat, Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) pun tak muluk soal target Zohri di Olimpiade Tokyo.
Dalam persiapan menuju pesta olahraga terbesar di dunia, PB PASI telah memberikan serangkaian program untuk meningkatkan performa Zohri. Di sisi lain, sprinter asal Lombok itu juga mengatakan ingin memperbaiki catatan waktu dengan tembus angka di bawah 10 detik.
Bagi Zohri yang usianya yang masih 21 tahun, Olimpiade Tokyo bisa menjadi pengalaman berharga untuk terus meningkatkan kemampuan teknis dan mental.
Layak dinantikan debut sprinter kebanggaan Indonesia di Olimpiade Tokyo. Dengan kepungan sprinter di bawah 10 detik, mampukah Zohri unjuk gigi?
Zohri dijadwalkan mulai berlomba pada babak pertama di Olympic Stadium, Sabtu pukul 19.45 waktu setempat. Sebelum itu, nomor 100 meter putra akan lebih dulu menyajikan persaingan atlet di babak kualifikasi mulai pukul 11:35 waktu setempat.
Olimpiade Tokyo - Persaingan Zohri di kepungan sprinter dunia
Sabtu, 31 Juli 2021 7:50 WIB