Gutemala City (ANTARA GORONTALO) - Kongres Guatemala mengambil sumpah mantan
hakim Alejandro Maldonado sebagai presiden Kamis sementara pendahulunya
muncul di pengadilan atas tuduhan korupsi beberapa jam setelah
mengundurkan diri karena menghadapi protes-protes yang tak diduga-duga
sebelumnya.
Maldonado, tokoh konservatif yang berusia 79 tahun, menjadi wakil
presiden pada Mei. Ia akan menjalani sisa masa pemerintahan bekas bosnya
Otto Perez yang berkuasa mulai 14 Januari.
Negara itu akan mengadakan pemilihan pada Minggu untuk memilih
penggantinya dalam suhu kemarahan yang meluas terhadap skandal korupsi
yang melanda Perez dan penolakan terhadap elit politik.
"Rakyat Guatemala berada di pusaran saat-saat perubahan dan
pergolakan dalam konstitusi-konstitusi kami, yang diakibatkan oleh
sistem yang bobrok," kata Maldonado, seorang pengacara dan mantan hakim
di Mahkamah Konstitusi, setelah pengambilan sumpah.
"Pemerintah baru harus muncul untuk menginsprirasi kepercayaan warga
negara, membuka ruang layanan publik bagi orang-orang yang
berpengalaman dan dewasa tetapi juga profesional muda dan aktivis
sosial."
Sebelumnya Kongres menerima pengunduran diri Perez dengan suara
bulat. Ia mengajukan surat pengunduran diri sebelum tengah malam Rabu
setelah para anggota parlemen menghapus kekebalan kepresidenannya --
pertama di Guatemala -- dan seorang hakim mengeluarkan surat perintah
penangkapannya.
Ketika Maldonado mengenakan selempang kepresidenan berwarna biru dan
putih, Perez muncul di Mahkamah Agung, terlihat merasa tak nyaman
sementara para penuntut membacakan dakwaannya terhadap dia.
Mantan jenderal itu menunduk ketika penuntut memutar rekaman panggilan-panggilan telepon yang menyudutkannya.
Para penyidik yakin tokoh konservatif berusia 64 tahun itu menerima
suap senilai 3,7 juta dolar AS yang diberikan para impoter karena mereka
memperoleh cukai gelap, kata penunut Antonio Morales.
Mantan wakil presidennya Roxana Baldetti, yang mngundurkan diri pada
Mei, sudah didakwa karena menerima suap sebesar 3,8 juta dolar antara
Mei 2014 dan April 2015.
Proses persidangan Kamis menunjukkan bahwa presiden yang terjerat
kasus secara otomatis dicopot dari posisinya berdasarkan Undang-Undang
Guatemala.
"Saya tenang dan saya akan menghadapi situasi secara berani karena
saya tak berbuat salah," kata Perez kepada sebuah stasiun radio lokal
sebelum kemunculannya di pengadilannya.
Presiden yang digugat itu mundur setelah protes-protes berbulan-bulan.
Orang-orang Guatemala yang bosan terhadap korupsi berunjuk rasa di
luar Mahkamah Agung Kamis pagi setelah mendengar kabar tentang
pengunduran dirinya.
"Otto, kamu pencuri, kamu akan pergi ke Pavon!" mereka berteriak,
merujuk kepada salah satu penjara utama di negara itu. Demikian laporan
AFP.
(Uu.M016)
Guatemala ambil sumpah presiden baru
Sabtu, 5 September 2015 1:55 WIB