Gorontalo (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo mendorong berbagai pihak terkait untuk mencegah penularan tuberkulosis di tempat kerja agar produktivitas masyarakat setempat tetap tinggi.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Yana Yanti Suleman di Gorontalo, Rabu (22/9), mengatakan kondisi dan lingkungan kerja seharusnya aman, nyaman, sehat, dan bebas dari kecelakaan serta penyakit.
“Dinkes sebelumya sudah mengelar diseminasi dan edukasi pengenbalian TBC (Tuberkulosis), untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3),” ujarnya
Ia menjelaskan di Indonesia sebagian besar pasien TBC berada pada usia produktif, yakni 15-59 tahun, dengan prevalensi 319/100.000 penduduk pada 2017.
Berdasarkan angka penemuan kasus atau Case Detection Rate (CDR) pada Profil Kesehatan Indonesia 2018, Gorontalo berada pada urutan ke-6 tertinggi setelah Jawa Barat, yaitu 70,8 persen atau 5.182 kasus.
Angka tersebut meningkat menjadi 73,6 persen pada 2019, berdasarkan laporan program TBC Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo.
“Kondisi tersebut dapat mengganggu produktivitas kerja dan produktivitas perusahaan, sekaligus berdampak buruk terhadap pembangunan sektor ketenagakerjaan,” kata dia.
Ia menambahkan program penanggulangan dan pengendalian tuberkulosis perlu dilakukan dengan pendekatan yang komprehensif dan terintegrasi.
Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tubercolosis, yang menyerang tubuh, terutama pada paru-paru. Bakteri tersebut akan menular melalui saluran pernapasan.
Penderita akan mengalami gejala batuk dalam waktu lama, demam, lemas, berat badan turun, tidak ada nafsu makan, nyeri dada, dan berkeringat di malam hari.