Gorontalo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, terus berupaya meningkatkan produktivitas komoditas jagung di daerah itu.
"Hari ini kami melakukan panen raya jagung serempak seluruh Indonesia. Khusus di kabupaten ini, dipusatkan di lahan seluas 1 hektare di Desa Titidu, Kecamatan Kwandang," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Gorontalo Utara, Kisman Kuka, di Gorontalo, Rabu.
Ia mengatakan, meski produktivitas jagung di daerah itu baru mencapai 5 ton per hektare, namun pihaknya terus memacu semangat petani untuk terus menanam.
Bulan September 2021 ini, luas panen jagung di daerah ini mencapai 13.070 hektare, dengan luas tanam mencapai 2.193 hektare.
Artinya, pertanaman di bulan Mei dan Juni cukup tinggi, sehingga panen di bulan September pun tinggi.
Meski secara keseluruhan, produksi jagung tahun ini diakuinya menurun dibanding tahun sebelumnya.
Hal itu akibat adanya serangan hama tikus dan penyakit. "Bukan main serangan hama tikus, bahkan ada jagung dalam satu hamparan, habis dimakan tikus," katanya.
Beruntung petani tidak patah arang. Sebab banyak ide yang dilakukan untuk membasmi hama tikus dan penyakit, diantaranya mengusir dengan cara membakar udang ebi.
Udang ebi, adalah udang berukuran kecil-kecil lebih kecil dari ikan teri halus. Caranya, dibakar di sekitar areal tanam lahan jagung sehingga baunya menyengat.
Bau hasil pembakaran udang ebi sangat tidak disukai tikus. "Cara ini tergolong konvensional namun cukup efektif membasmi serangan tikus yang menjadi salah satu penyebab turunnya produksi tahun ini," katanya.
Pihaknya berharap, untuk musim tanam Tahun Anggaran 2022, petani mendapatkan dukungan yang lebih optimal dalam meningkatkan produksi jagung.
Mengingat komoditas tersebut memiliki nilai ekonomis tinggi dan permintaannya di pasar nasional dan internasional pun masih sangat tinggi.***