Gorontalo (ANTARA) - Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kwandang, di Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, meluncurkan program layanan 'Laju Layar' pada penerbitan surat persetujuan berlayar (SPB).
Kepala PPN Kwandang, Yanwar Amri Yasman, di Gorontalo, Jumat, mengatakan, 'Laju Layar' adalah inovasi pihaknya di bidang pelayanan publik.
Sistem itu hadir, dampak dari pandemi COVID-19 yang masih melanda, sehingga pembatasan pergerakan termasuk pengurusan perizinan secara langsung, seperti pada kegiatan pelayanan penerbitan SPB pun ikut dibatasi.
Namun dengan Laju Layar yaitu layanan jemput langsung, nelayan tidak perlu lagi datang ke kantor untuk mengurus perizinan.
"Cukup menginformasikan melalui aplikasi WhatsApp, petugas akan menjemput (pick up service) dokumen ke kapal perikanan. Kemudian, dokumen SPB yang telah diterbitkan, akan kembali diantar (delivery service) atau layanan antar ke kapal perikanan pemohon," katanya.
Dengan begitu, interaksi langsung di masa pandemi COVID-19 dapat diminimalisir, dan memprioritaskan pelayanan terbaik dalam medukung aktivitas perikanan di wilayah itu.
"Kita harus mengurangi orang berkumpul di kantor, untuk menekan risiko penularan virus Corona," katanya pula.
Sistem Laju Layar (layanan jemput dan layanan antar) SPB, merupakan wujud nyata pelayanan prima pihak PPN Kwandang kepada nelayan dan pemilik kapal ikan.
Pihaknya kata Yanwar, berhasil mengujicoba layanan tersebut selama 3 pekan, atau sejak 17 September hingga 5 Oktober 2021.
Bahkan telah berhasil menerbitkan 31 dokumen SPB, yang 29 dokumen diantaranya, dilayani melalui sistem Laju Layar.
"Kami bersyukur inovasi ini mendapat respon yang baik dari masyarakat khususnya pemilik kapal dan nelayan. Bahkan pemangku kepentingan di kabupaten ini pun ikut mengapresiasi," katanya lagi.
Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan Gorontalo Utara, Amanda Fahrullah Sunge, mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi inovasi tersebut.
"Pemerintah daerah memberi dukungan dan siap bekerja sama demi kemajuan sektor perikanan di daerah ini," katanya lagi.
Hal yang sama juga dikatakan ahli utama pengelola produksi perikanan tangkap (P3T), Frits P. Lesnussa.
Ia mengatakan, program tersebut merupakan inovasi pertama di bidang pelayanan SPB di pelabuhan perikanan seluruh Indonesia, dan PPN Kwandang menjadi pionernya.
Terobosan itu diharapkan berlaku di 538 pelabuhan perikanan lainnya di seluruh Indonesia.
"Kita berharap sistem ini dapat diduplikasi oleh pelabuhan perikanan lainnya, sebab kegiatan pelayanan prima wajib diberikan kepada publik," katanya.
Inovasi tersebut diyakini dapat memacu semangat pihak PPN, untuk meningkatkan pelayanan publik kepada nelayan dan pelaku usaha perikanan tangkap, dengan memanfaatkan platform digital, baik melalui media sosial maupun aplikasi pendukung lainnya.***