Gorontalo (ANTARA) - Festival film pendek yang digelar Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Dikbudpora) Provinsi Gorontalo bekerja sama dengan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sulutenggo, mengangkat tema multikultural kearifan lokal dan pembangunan daerah tersebut.
Festival itu diikuti oleh 15 peserta yang terdiri dari siswa jenjang sekolah menengah serta masyarakat umum.
Penganugerahan Festival Film Pendek dilakukan Sabtu, dengan enam kategori lomba.
Untuk kategori film terbaik diraih oleh Garis Akhir yang diproduksi oleh SMK Negeri 2 Gorontalo, sedangkan kategori sutradara terbaik dimenangkan oleh Abdul Malik Yusuf dalam film Alawahu.
Kategori skenario/narasi terbaik dimenangkan oleh SMKN 2 Gorontalo dengan judul naskah Tanggomo.
Sementara untuk kategori sinematografi terbaik diraih oleh film Sang Penjaga Harmoni, kategori pemeran terbaik diraih oleh Mirnawati Ismail dalam film yang berjudul Garis Akhir, serta film favorit dimenangkan oleh Sang Penjaga Harmoni.
Para pemenang tersebut mendapatkan hadiah plakat, sertifikat, beserta bonus uang tunai jutaan rupiah.
Sekda Provinsi Gorontalo Darda Daraba mengatakan festival itu merupakan salah satu kegiatan yang digelar, dalam memeriahkan HUT Provinsi Gorontalo yang ke 21.
Menurut dia puluhan karya yang diikutsertakan dalam Festival Film Pendek Gorontalo tersebut, merupakan bukti energi kreatif para sineas di di daerah.
“Saya sangat bangga sineas bisa melahirkan karya-karya yang baik walaupun kita masih dalam suasana pandemi, tetapi tidak menyurutkan semangat kalian,” katanya.
Darda berharap film pendek itu bisa menggambarkan bangsa Indonesia dengan masyarakat majemuk dalam bidang bahasa, seni, budaya, adat istiadat, dan pendidikan serta dapat memasyarakatkan media perfilman daerah.
“Semoga para pemenang film pendek saat ini dapat memberikan inspirasi bagi sineas muda lainnya yang berbakat, untuk karya yang lebih baik di masa datang,” tambahnya.