Manado (ANTARA) - Perum Bulog Divisi Regional(Divre) Sulawesi Utara dan Gorontalo (Sulutgo) telah menyerap beras petani lokal mencapai 4.300 ton hingga akhir tahun 2022.
"Penyerapan beras berasal dari petani di Kabupaten Minahasa, Minahasa Tenggara, Bolaang Mongondow dan Gorontalo," kata Kepala Perum Bulog Divre Sulut Ali Ahmad Najih di Manado, Selasa.
Dia mengatakan Bulog Sulutgo tetap meningkatkan penyerapan beras petani lokal di daerah tersebut.
"Berapapun stok beras yang dimiliki petani, kami siap beli," katanya.
Dia mengatakan kalau saat panen tiba dan produksi petani melimpah Bulog siap beli dengan harga yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp8.300 per kilogram.
Adapun harga beli gabah sesuai Inpres Nomor 5 Tahun 2015 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah, disebutkan untuk harga pembelian Gabah Kering Panen (GKP) dalam negeri dengan kadar air maksimum 25 persen dan kadar hampa maksimum 10 persen adalah Rp3.700 per kg di petani, atau Rp3.750 per kg di penggilingan.
Namun, pemerintah kemudian mengeluarkan kebijakan untuk menambah Harga Pokok Pemerintah (HPP) sebesar 10 persen untuk masing-masing kondisi gabah.
Dengan demikian, HPP GKP saat ini menjadi Rp 4.070 per kg, HPP GKG menjadi Rp 5.115 per kg dan beras Rp 8.300 per kg.
Dia mengatakan harga jual petani beras di Sulutgo lebih tinggi dari HPP. Bulog tidak bisa memaksa petani menjual beras ke Bulog, karena harga jual di pasaran masih lebih tinggi dibandingkan HPP.
Ia menjelaskan beras di gudang Bulog diperlakukan sesuai standar nasional, dan layak dikonsumsi.