Bandarlampung, (ANTARAGORONTALO) - Direktur Direktorat Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Lampung Kombes Dicky Patrianegara mengatakan, hipnoterapi diyakini dapat membantu mencegah terjadi aksi bunuh diri termasuk di kalangan personel kepolisian.
"Kejadian yang menimpa salah satu anggota Polresta Bandarlampung sangat disayangkan, sehingga perlu adanya upaya pencegahan sedini mungkin," kata Dicky, di Bandarlampung.
Sebelumnya, kabar mengagetkan saat Kanit Resmob Kepolisian Resor Kota Bandarlampung yang juga Kanit Tipikor, Iptu M Syahir Perdana Lubis (23) kedapatan telah tewas di kamar asrama polisi di Bandarlampung, Sabtu (6/2).
Polisi yang semasa hidupnya sempat menjadi idola karena berpenampilan trendi dan berwajah menawan ini, diduga bunuh diri dengan menembak kepalanya sendiri.
"Kapolda dan Wakapolda sudah melihat langsung kondisinya, kematian dipastikan akibat peluru yang ditembakkan sendiri ke arah kepala sebelah kanan hingga tembus ke belakang," kata Kabid Humas Polda Lampung, AKBP Sulistyaningsih menjelaskan kejadian itu.
Berkaitan pencegahan bunuh diri di kalangan kepolisian, Kombes Dicky sempat menyaksikan Bripka Rosali melakukan hipnoterapi terhadap personel polisi lalu-lintas di pos polisi bundaran Hajimena, Natar, Lampung Selatan, Minggu.
Menurut Rosali, hipnoterapi dapat menjadi salah satu alternatif pencegahan agar tidak ada lagi kasus serupa dialami personel kepolisian.
"Saya sangat tergerak membantu teman-teman dengan terapi hipnotis antibunuh diri ini," katanya lagi.
Ia menyatakan, kemampuan hipnoterapi dinilai cukup efektif membantu pencegahan tindakan bunuh diri bagi mereka yang memiliki beban kerja berat setiap hari.
Personel polisi yang baru dua bulan berdinas di Ditreskrimsus Polda Lampung itu mengaku, adanya peristiwa bunuh diri polisi di Polresta Bandarlampung beberapa waktu lalu, membuat dirinya tergerak untuk menyalurkan kemampuannya di bidang hipnoterapi ini.
"Perlu membentengi polisi di Lampung yang diharapkan jangan sampai terjadi lagi bunuh diri, dengan cara hipnoterapi ini salah satu upayanya," kata dia.
Peristiwa bunuh diri tersebut, kata Rosali, akan berdampak besar bagi anggota lainnya, karena menurut ilmu hipnoterapi hal seperti itu dapat ditiru oleh yang lain.
"Menurut ilmu hipnotis ini dapat ditiru yang lain, apalagi komandan yang bunuh diri. Ini bisa ditiru, apalagi sudah tersebar di media sodial, jadi jika ada masalah mentok akan bunuh diri," katanya pula.
Menurutnya, metode hipnoterapi sangat efektif untuk mencegah terjadi kasus bunuh diri.
"Saya sudah banyak melakukan hipnoterapi ini, tidak hanya untuk pencegahan kasus bunuh diri, tapi juga bagi pecandu narkoba di kalangan PNS, dan oknum Polri juga ada," ujarnya lagi.
Rosali menuturkan, awal mempelajari metode hipnoterapi ini saat terjadi banyak kasus kriminal di seputaran Terminal Induk Rajabasa dan bundaran Radin Inten Bandarlampung tahun 2010.
"Saya belajar hipnoterapi ini awalnya karena marak aksi hipnotis oleh jaringan pelaku jalanan seperti di Terminal Rajabasa pada 2010 lalu," kata dia.
Ia berharap ke depan tidak ada lagi kasus serupa yang terjadi, sehingga seluruh aparat kepolisian dapat memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat.
Hipnoterapi Bisa Cegah Polisi Bunuh Diri
Senin, 15 Februari 2016 9:24 WIB