Yogyakarta (ANTARA) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta itu mengeluarkan guguran lava dua kali selama pengamatan 24 Februari - 2 Maret 2023.
"Minggu ini guguran lava teramati sebanyak dua kali ke arah barat daya atau ke hulu Kali Boyong dan Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimal 1.000 meter," kata Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Minggu.
Ia mengatakan berdasarkan analisis morfologi dari stasiun kamera Jrakah, Tunggularum, Ngepos dan Babadan2, kubah barat daya dan kubah tengah tidak menunjukkan perubahan yang signifikan.
Volume kubah barat daya Merapi terhitung tetap sebesar 1.598.700 meter kubik dan untuk kubah tengah sebesar 2.267.400 meter kubik.
Intensitas kegempaan Merapi selama sepekan terakhir, ujar dia, terhitung masih tinggi.
Selama kurun itu, Gunung Merapi tercatat mengalami 572 kali gempa vulkanik dalam, 23 kali gempa vulkanik dangkal, 53 kali gempa fase banyak, 232 kali gempa guguran, satu kali gempa hembusan, dan tiga kali gempa tektonik.
Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada pekan ini tidak menunjukkan perubahan yang signifikan.
Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada Level III atau Siaga.
Guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong (sejauh maksimal lima km) serta Sungai Bedog, Krasak, Bebeng (sejauh maksimal tujuh km).
Selain itu, guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area di sektor tenggara yang meliputi Sungai Woro (sejauh maksimal tiga km) dan Sungai Gendol (sejauh lima km).
Apabila gunung api itu mengalami letusan eksplosif, Agus mengatakan, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.