Hal tersebut menjadi salah satu fokus dalam kerja sama yang akan dilakukan KKP dengan Universitas Nasional Pusan, Korea Selatan melalui pendirian pusat kerja sama teknologi kelautan ramah lingkungan.
“Pengurangan sampah laut dan plastik relevan dengan salah satu kebijakan ekonomi biru KKP yaitu membersihkan lautan melalui partisipasi para nelayan, kami menyebutnya program Bulan Cinta Laut,” ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Victor Gustaaf Manoppo dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin.
Ia menyebutkan kerja sama juga dilakukan dalam hal mengembangkan teknologi di galangan kapal dan sektor kelautan kedua negara.
Kerja sama ini adalah langkah awal untuk mengeksplorasi dalam menciptakan lautan yang lebih sehat melalui pemanfaatan teknologi yang dapat mengurangi sampah laut dan plastik sehingga akan berkontribusi pada konservasi lingkungan laut, pemanfaatan sumber daya laut yang berkelanjutan serta pencapaian target nasional untuk mengatasi volume sampah plastik.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Universitas Pusan Jeong In Cha mengungkapkan bahwa Hydrogen Ship Technology Center menjadi contoh kapal ramah lingkungan untuk mengumpulkan dan mengolah sampah laut yang mengapung di laut.
"Hydrogen Ship Technology Center menarik perhatian besar di dalam dan luar negeri karena mempromosikan proyek pengembangan dan menjadi contoh kapal ramah lingkungan yang mengumpulkan dan mengolah sampah laut yang mengapung,” terangnya.
Ke depan, lanjut dia, Pusan National University (PNU) akan melakukan berbagai upaya untuk memperkuat penelitian bersama di tingkat internasional dalam bidang teknik, lingkungan dan kelautan. PNU juga akan mengadakan pertukaran mahasiswa ataupun kerja sama dalam pengembangan kebijakan maritim dan kebijakan ramah lingkungan.
Ia berharap Korea Selatan dan Indonesia dapat mempertahankan kemitraan yang akan memberikan kontribusi bagi masyarakat internasional, seperti penyelesaian masalah sampah laut, melalui kerja sama di masa mendatang.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Indonesia-Korea Selatan kembangkan teknologi pengelolaan sampah
Ia menyebutkan kerja sama juga dilakukan dalam hal mengembangkan teknologi di galangan kapal dan sektor kelautan kedua negara.
Kerja sama ini adalah langkah awal untuk mengeksplorasi dalam menciptakan lautan yang lebih sehat melalui pemanfaatan teknologi yang dapat mengurangi sampah laut dan plastik sehingga akan berkontribusi pada konservasi lingkungan laut, pemanfaatan sumber daya laut yang berkelanjutan serta pencapaian target nasional untuk mengatasi volume sampah plastik.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Universitas Pusan Jeong In Cha mengungkapkan bahwa Hydrogen Ship Technology Center menjadi contoh kapal ramah lingkungan untuk mengumpulkan dan mengolah sampah laut yang mengapung di laut.
"Hydrogen Ship Technology Center menarik perhatian besar di dalam dan luar negeri karena mempromosikan proyek pengembangan dan menjadi contoh kapal ramah lingkungan yang mengumpulkan dan mengolah sampah laut yang mengapung,” terangnya.
Ke depan, lanjut dia, Pusan National University (PNU) akan melakukan berbagai upaya untuk memperkuat penelitian bersama di tingkat internasional dalam bidang teknik, lingkungan dan kelautan. PNU juga akan mengadakan pertukaran mahasiswa ataupun kerja sama dalam pengembangan kebijakan maritim dan kebijakan ramah lingkungan.
Ia berharap Korea Selatan dan Indonesia dapat mempertahankan kemitraan yang akan memberikan kontribusi bagi masyarakat internasional, seperti penyelesaian masalah sampah laut, melalui kerja sama di masa mendatang.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Indonesia-Korea Selatan kembangkan teknologi pengelolaan sampah