Kepala Pusat Riset Arkeometri BRIN Sofwan Noerwidi di Jakarta, Senin, mengatakan teknologi nuklir dapat membantu meminimalisasi berbagai kerusakan pada cagar budaya, yang disebabkan oleh cuaca di wilayah Indonesia
"Negara kita berada di wilayah garis Khatulistiwa yang lembap, basah, dan hangat cuacanya, juga ada perubahan iklim, global warming, dan sebagainya," katanya.
Sofwan mengatakan teknologi nuklir dalam arkeologi bisa membantu para periset dalam proses karakterisasi, konsolidasi, dan preservasi pada sebuah benda arkeologi.
Karakterisasi, kata dia, bisa dibantu dengan teknologi nuklir untuk melihat keutuhan unsurnya, seperti dalam memastikan keaslian sebuah temuan fosil.
"Kita bisa mengetahui komposisi unsur mineral, karena fosil umumnya terdiri atas silika, kalau belum jadi fosil, unsurnya masih berupa kalsium," ujarnya.
Teknologi nuklir, kata Sofwan, juga bisa dimanfaatkan untuk membantu mengetahui bahan asli dari sebuah manuskrip kuno, dengan menggunakan pemindaian sinar x khusus.
Adapun konsolidasi, ucap dia, merupakan proses penyatuan benda temuan arkeologi yang biasanya berupa fragmen yang terpisah. Dalam hal ini, teknologi nuklir berperan untuk menentukan bahan yang cocok guna menyatukan benda tersebut, sehingga tidak merusak benda temuan arkeologi tersebut.
Di samping itu, kata Sofwan, teknologi nuklir juga bisa membantu penyimpanan atau preservasi sebuah benda temuan arkeologi.
"Kita tembak sinar gamma iradiasi pada dosis tertentu, agar bagaimana bisa meminimalisasi kemungkinan jamur tumbuh, tapi dengan tidak merusak benda," ungkapnya.
Lebih lanjut, Peneliti Pusat Riset Teknologi Analisis Berkas Nuklir BRIN Muhayatun menilai upaya pemanfaatan teknologi nuklir untuk riset arkeologi merupakan upaya menyinergikan potensi riset nasional, antara periset teknologi nuklir maupun arkeologi.
"Saya rasa ini kolaborasi yang baik dalam memadukan potensi riset nasional untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia riset di Indonesia," tutur Muhayatun.*
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BRIN tekankan urgensi manfaat nuklir untuk riset arkeologi