Puring Kencana, Kalbar (ANTARA GORONTALO) - Tidak dapat dipungkiri, keadaan
membuat warga Indonesia di daerah perbatasan dengan Malaysia, lebih
banyak menggantungkan kehidupan ekonominya kepada negara tetangga, mulai
dari pemenuhan kebutuhan sembako hingga penggunaan nilai tukar.
Di
perbatasan Indonesia -Malaysia di Kecamatan Puring Kencana, Kabupaten
Kapuas Hulu, Kalimantan Barat misalnya, sampai saat ini masyarakatnya
lebih banyak menggunakan uang ringgit Malaysia dibandingkan mata uang
Indonesia, rupiah, karena beberapa faktor.
Camat Puring Kencana, Herkulanus Albinus, mengungkapkan bahwa
kehidupan ekonomi masyarakat perbatasan masih tergantung pada Malaysia.
Sebagian besar hasil pertanian dan perkebunan masyakarat setempat dijual
ke Malaysia.
"Uang ringgit diperoleh dari hasil menjual hasil
pertanian seperti jahe dan lada, namun di wilayah Puring Kencana ringgit
juga seringg digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari
berbelanja di toko setempat," jelas Albinus.
Dijelaskan Albinus, masyarakat perbatasan lebih memilih menggunakan
uang ringgit karena memang nilai tukar ringgit terhadap rupiah cukup
tinggi berkisar Rp3200. Sehingga rata - rata hasil pertanian dan
perkebunan masyarakat dijual ke Malaysia. Untuk saat ini, masyarakat di
Puring Kencana sedang mengembangkan perkebunan lada atau sahang yang
hasilnya kemudia dijual ke Malaysia.
Masyarakat perbatasan ini masih ada hubungan emosinal dengan
masyarakat negara tetangga itu, bahkan masih ada ikatan keluarga,
sehingga kata Albinus tidak heran hampir setiap hari atau seminggu
sekali mereka saling mengunjungi.
"Satu yang menjadi kebanggan
kita, meskipun jalan masih rusak, kehidupan masyarakat masih
ketergantungan dengan Malaysia, namun jiwa nasionalime dan patriotisme
masyarakat perbatasan cukup tinggi," kata Albinus.
Ringgit lebih banyak digunakan warga perbatasan Kalimantan Barat
Senin, 27 Juni 2016 21:33 WIB