"Pertumbuhan aset yang dicapai BNI ini tidak lepas dari transformasi digital yang dilakukan secara menyeluruh dan perluasan jaringan global," ujar Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo, di Jakarta, Kamis.
Menurutnya, digitalisasi yang dilakukan di seluruh layanan perbankan memungkinkan BNI untuk semakin memperkuat posisinya di pasar domestik maupun internasional.
Aplikasi mobile banking wondr by BNI menarik perhatian masyarakat. Fitur 3 dimensi keuangan yang ditawarkan, yakni Transaksi, Insight, dan Growth, dirancang untuk membantu nasabah dalam mengelola keuangan, merencanakan masa depan, dan menumbuhkan aset mereka.
"Ini memungkinkan BNI untuk menawarkan solusi keuangan yang lebih baik dan menjangkau lebih banyak nasabah, yang secara langsung berdampak pada pertumbuhan aset," kata Okki.
Selain itu, transformasi ini juga berfokus pada peningkatan daya saing dan penguatan tata kelola perusahaan. BNI secara berkelanjutan melakukan penguatan tata kelola melalui prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan keberlanjutan yang diharapkan mampu mendorong pertumbuhan bisnis yang lebih solid dan berkelanjutan dalam jangka panjang.
Lebih lanjut, Okki menyebut faktor lain yang mendorong pertumbuhan aset BNI adalah pertumbuhan kredit yang konsisten dari Rp556,77 triliun pada 2019 menjadi Rp726,97 triliun pada semester pertama 2024. BNI secara aktif menyalurkan kredit ke sektor korporasi, terutama dalam mendukung proyek-proyek infrastruktur dan nasabah top-tier.
Selain peningkatan kredit, dana pihak ketiga (DPK) BNI juga naik dari Rp614,31 triliun pada 2019 menjadi Rp772,32 triliun pada semester pertama 2024. Bank yakin kinerja ini menunjukkan kepercayaan nasabah dan meningkatnya likuiditas BNI.
"BNI optimis bahwa transformasi yang dilakukan akan terus meningkatkan performa keuangan bank, memperkuat pangsa pasar, dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan di era digital," ujarnya pula.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Transformasi digital membantu BNI dongkrak pertumbuhan aset