Jakarta (ANTARA) - Peneliti dari Pusat Riset Kecerdasan Artifisial dan Keamanan Siber, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Jemie Muliadi mengemukakan berbagai riset kecerdasan buatan (AI) mampu membantu dalam memperkuat ketahanan pangan Indonesia.
Dalam paparan yang dikemukakan pada diskusi yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu, Jemie menyampaikan bahwa berbagai teknologi AI seperti klasifikasi penginderaan jauh, image segmentation, shadow remover, pendeteksi hama tanaman, hingga pengenalan terhadap plankton di laut bisa dilakukan dan dapat membantu upaya Indonesia dalam swasembada pangan.
"Bagaimana penginderaan jauh mampu memberikan gambar luas dan kondisi sawah, informasi itu akan dapat diinterpretasikan dengan bantuan AI," katanya.
Jemie memaparkan teknologi tersebut kemudian juga dibantu dengan image segmentation, untuk dapat memisahkan antara area sawah/ladang dan jalan, hingga memisahkan antara tanaman yang matang/belum matang, maupun sehat/tidak sehat.
Adapun untuk memperkuat akurasinya, lanjut dia, teknologi AI yang berfungsi untuk menghilangkan bayangan (shadow remover) pada hasil foto udara juga dilibatkan dalam hal ini.
"Kalau hanya dengan metode manual dengan cara jelajah darat, maka akan memerlukan banyak waktu, sumber daya, dan ketelitian. Maka dengan foto udara yang dikelola baik dengan AI, strategi pertanian dan peternakan akan bisa lebih optimal," ujarnya.
Selain itu, jelas Jemie, terdapat pula teknologi lain yang bisa diterapkan seperti pendeteksi tanaman yang sakit, yang di antaranya bisa dilihat dengan hanya mendeteksi sampel daunnya saja.
Ia menyebut metode ini telah diakui dan telah berhasil mendapatkan hak paten juga Hak Kekayaan Intelektual.
"Sehingga, petani dan pemerintah bisa melakukan isolasi atau memberi obat sebelum penyakitnya menyebar, dan tidak perlu sampai gagal panen," ujarnya.
Begitu pula di laut, kata Jemie, teknologi AI untuk mendeteksi plankton sebagai pakan alami ikan juga sedang dikembangkan, yang memungkinkan penyediaan data strategis terkait produksi perikanan.
Menurut dia, berbagai teknologi tersebut lahir atas dasar tujuan mulia, yaitu dalam upaya membantu swasembada pangan di tanah air. Sehingga, negara tidak perlu lagi mengimpor bahan pangan, namun justru bisa melakukan ekspor kepada negara-negara lain yang membutuhkan.
"Kami siap berkolaborasi, sehingga swasembada pangan akan dicapai bahkan lebih cepat lagi. Metode AI bisa dipakai untuk melompat dalam mengambil keputusan dan menafsirkan fenomena-fenomena tertentu," tutur Jemie Muliadi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Peneliti BRIN: Riset AI mampu memperkuat ketahanan pangan RI