Tangerang (ANTARA) - Ahli gizi Dinas Kesehatan (Dinkes) Tangerang, Banten, Siti Hanifah mengatakan anak kekurangan asupan zat besi bisa menyebabkan terganggunya tumbuh kembang hingga gangguan pada jantung.
"Banyak orang tua yang masih belum sepenuhnya memahami pentingnya kecukupan zat besi bagi anak padahal dampaknya sangat signifikan," kata Siti Hanifah dari Dinas Kesehatan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Puskesmas Kecamatan Teluk Naga di Tangerang, Kamis.
Ia mengatakan banyak sumber makanan mengandung zat besi yang bisa diberikan untuk anak-anak antara lain tempe, bayam, daging sapi, atau hati ayam.
"Olahannya pun bisa dibuat berbagai macam. Hal ini penting untuk menarik minat anak makan," ujarnya dalam acara edukasi keluarga balita yang digelar oleh PT Midi Utama Indonesia (Alfamidi) di Tangerang.
Ia berharap dengan adanya edukasi yang diberikan lebih menambah pemahaman orang tua terhadap tumbuh kembang anak, asupan gizi, pola asuh yang tepat untuk anak.
"Kurang optimalnya asupan gizi dan kekeliruan pola asuh bisa menyebabkan anak rentan terkena penyakit hingga terindikasi stunting," kata dia.
Corporate Communication Alfamidi Retriantina Marhendra menambahkan sebagai toko keluarga, pihaknya menggelar berbagai program edukasi keluarga balita, protein cegah stunting, serta pemeriksaan kesehatan gratis yang dilaksanakan di 11 cabang seluruh Indonesia.
Sejak tahun 2023 hingga Maret 2025, Alfamidi telah menyalurkan 69.840 telur yang menjangkau 373 anak. Telur dipilih karena mengandung asam amino, kolin dan omega-3 yang mampu mendukung pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak.
"Diharapkan dengan pemberian asupan telur secara berkelanjutan selama enam bulan, akan lebih memberi dampak untuk kenaikan berat badan anak terindikasi stunting,” ujar Retriantina.
CSR Alfamidi juga fokus pada kesehatan masyarakat lewat pemeriksaan kesehatan gratis. Sepanjang 2024 hingga awal 2025 terdapat 1.880 peserta terlayani.
Pengecekan meliputi tekanan darah, kadar gula darah, asam urat serta kolesterol. Ketiga hal ini umumnya menjadi masalah utama yang mempengaruhi kualitas kesehatan seseorang.
"Dengan melakukan deteksi dini, diharapkan mampu mencegah kemungkinan risiko penyakit menjadi lebih serius di kemudian hari," katanya menegaskan.