Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Promosi melalui berbagai kegiatan dinilai mampu
meningkatkan permintaan ekspor batik nasional, demikian disampaikan
Dirjen Industri Kecil Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Gati
Wibawaningsih.
"Kegiatan tersebut mampu meningkatkan permintaan ekspor batik nasional.
Batik juga dapat mengeksplor karya kreatif mulai dari tingkatan perajin
batik hingga fashion designer,†kata Gati melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Gati menyampaikan hal tersebut saat kunjungan kerja ke sentra batik di Pekalongan, Jawa Tengah.
Berdasarkan catatan Kemenperin, ekspor batik dan produk batik pada 2015
mencapai 178 juta dolar AS atau meningkat 25,7 persen dibandingkan tahun
sebelumnya, dengan pasar ekspor utama antara lain Jepang, Amerika
Serikat, dan Eropa.
Dalam upaya mendorong pengembangan daya saing industri batik nasional,
Ditjen IKM telah melakukan berbagai program strategis yang meliputi
bimbingan teknis dan pendampingan tenaga ahli, pemberian mesin dan
peralatan, restrukturisasi mesin dan peralatan, serta fasilitasi
pameran.
"Sampai tahun 2015, jumlah IKM yang mendapat fasilitasi restrukturisasi
mesin dan peralatan sebanyak 25 perusahaan dengan total potongan harga
mencapai Rp2,68 miliar," tuturnya.
Sementara itu, untuk memperluas pemasaran, Kemenperin tengah
mengembangkan program e-Smart IKM yang memanfaatkan teknologi informasi.
"Melalui program ini, IKM dapat memasarkan produknya melalui marketplace yang ada sehingga semua konsumen dapat mengaksesnya dan IKM mendapatkan pasar yang lebih luas,†ungkap Gati.
Data BPS tahun 2016 menunjukkan, kontribusi sektor industri pengolahan
terhadap PDRB Kota Pekalongan berdasarkan harga berlaku sebesar 21,67
persen atau Rp1,5 triliun dengan laju pertumbuhan 6,23 persen.
Sedangkan, jumlah tenaga kerja di industri manufaktur mencapai 55.159 orang dan sebagian besarnya bekerja di industri batik.
Selanjutnya, data Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kota Pekalongan
menunjukkan, jumlah IKM batik saat ini sebanyak 1.081 unit dengan
penyerapan tenaga kerja mencapai 12.937 orang.
Terdapat empat sentra batik di Pekalongan, yaitu Kampung Batik
Pesindon, Kauman, Jenggot dan Pasir Sari. Produk batik yang dihasilkan
berupa kain, sarung, pakaian, tas, perlengkapan salat, dan home decoration.
Nilai ekspor produk batik Kota Pekalongan mencapai 427 ribu
dollar AS pada 2015. Produk batik Pekalongan sebangian besar dipasarkan
ke Jakarta.
Pemilik Griya Batik Mas, Hisam Diputra mengatakan, usahanya di Desa
Kauman telah menyerap tenaga kerja sebanyak 51 orang untuk memproduksi
batik tulis, cap, serta kombinasi tulis dan cap. Bahan baku yang
digunakan, yakni kapas, sutera dan rayon.
"Daerah pemasaran
kami, meliputi Pekalongan, Jogjakarta, Cirebon, Jakarta, Semarang,
Surabaya, Bandung, Padang, Medan, dan Riau," sebutnya.
Promosi tingkatkan permintaan ekspor batik nasional
Senin, 9 Januari 2017 13:29 WIB