Bandung (ANTARA GORONTALO) - Menteri Kesehatan RI Nila Farid Moeloek berharap
keberadaan Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung yang
saat ini berusia 108 tahun bisa mengurangi angka kebutaan di Jawa Barat.
"Pada usianya yang satu abad lebih ini, kami berharap Rumah Sakit
Mata Cicendo ini bisa menurunkan angka kebutaan di Jawa Barat, yang
jumlah total penduduknya adalah 20 persen penduduk Indonesia," kata Nila
F Moeloek di Bandung, Minggu.
Menurut Menkes, kehadiran Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata
Cicendo Bandung benar-benar dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh
elemen masyarakat serta menjadi katalis pembangunan kesehatan Jawa
Barat.
Ia menuturkan penyakit katarak ditengarai menjadi penyebab sebagian
besar gangguan penglihatan dan kebutaan di dunia, termasuk di
Indonesia.
Mengutip hasil survei kebutaan di Indonesia yang dikembangkan oleh
International Center of Eye Health (ICEH) dan direkomendasikan oleh WHO
melalui metode Rapid Assasment of Avoidable Cataract (RAAB), yang
memberikan gambaran situasi aktual dan data akurat prevalensi kebutaan
serta gangguan penglihatan.
Menurut dia, survei yang dilakukan di 15 Propinsi Indonesia pada
populasi usia lebih di atas 50 tahun, mendapatkan angka prevalensi
kebutaan tertinggi sebesar 4,4, persen (Jawa Timur) dan terendah sebesar
1,4 persen (Sumatera Barat), yang mana sebanyak 64-95 persen disebabkan
oleh katarak.
"Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan negara tropis yang
mendapatkan pancaran sinar ultraviolet (UV) lebih banyak sehingga
memengaruhi daya tangkap mata," kata Menkes.
Oleh karena itu, pada momentum HUT Ke-108 Tahun Rumah Sakit Mata
Cicendo tersebut ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersama-sama
melakukan penanggulangan gangguan kesehatan penglihatan dan kebutaan di
Indonesia.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) memasuki
usia 108 tahun ini, Pusat Mata Nasional RS Mata Cicendo Bandung, yang
telah dirampungkannya peningkatan sarana pelayanan bedah maka diharapkan
akan memberikan pelayanan kesehatan mata kepada masyarakat dapat lebih
berkualitas.
Ia menuturkan berdasarkan UU Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan,
mengamanatkan bahwa upaya pembangunan nasional diarahkan guna
tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Aher mengatakan Kesehatan indera penglihatan merupakan syarat
penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, dalam kerangka mewujudkan
manusia Indonesia yang cerdas, produktif, maju, mandiri, dan sejahtera
lahir batin.
Pada tahun 2000, Pemerintah Indonesia telah mencanangkan program
Vision 2020 : The Right to Sight, yang merupakan aksi global yang
dicanangkan oleh World Health Organization (WHO).
"Dengan pencanangan Vision 2020 tersebut berarti pemerintah
bertanggung jawab memberikan hak bagi setiap warga negara Indonesia
untuk mendapatkan penglihatan yang optimal pada tahun 2020 dengan salah
satu indikatornya menurunnya angka kebutaan nasional," kata dia.
Lebih lanjut ia mengatakan Program Vision 2020 merupakan gerakan
inisiatif global yang bertujuan untuk mengeliminasi berbagai penyakit
kebutaan yang seharusnya dapat dihilangkan atau dicegah, yang lazim
disebut dengan avoidable blindness.
"Adapun penyakit kebutaan yang dapat dihindari, yaitu katarak,
trakom, onkosersiasis, kebutaan pada anak, kelainan tajam penglihatan,
low vision, glaukoma, retinopati diabetika, dan age-related macular
degeneration (ARMD)," kata dia.
Kesehatan indera penglihatan, tidak hanya merupakan masalah
kesehatan atau medis saja, namun merupakan masalah sosial juga karena
kebanyakan penderita kesehatan indera penglihatan berusia di atas 50
tahun serta berasal dari keluarga miskin yang harus menjadi perhatian
dari pemerintah.
"Seiring dengan itu, sudah sepantasnya para kalangan profesi
kesehatan mengambil posisi terdepan dalam mengaktualisasikan peran dan
kontribusinya, sebagai upaya penanggulangan gangguan penglihatan dan
kebutaan (PGPK) di Indonesia, khususnya Jawa Barat," kata dia.
Sebagai salah satu upaya solusi, kiranya jalinan kemitraan antara
pemerintah dan swasta masih perlu ditingkatkan diantaranya melalui
program corporate social responsibility (CSR).
"Melalui jalinan kemitraan seperti itu, diharapkan masalah-masalah kesehatan dapat kita atasi bersama," kata dia.
Menkes berharap RS Cicendo kurangi angka kebutaan Jabar
Minggu, 5 Februari 2017 23:14 WIB