Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di
Jakarta pada Selasa pagi naik dua poin menjadi Rp13.358 per dolar AS.
"Di tengah sentimen penguatan dolar AS di pasar kawasan Asia, mata
uang rupiah masih bergerak stabil," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga
Cipta.
Ia mengatakan sentimen dolar AS yang masih kuat di pasar eksternal
diperkirakan dapat membatasi ruang penguatan nilai tukar rupiah dalam
jangka pendek. Apalagi, pelaku pasar juga masih khawatir dengan situasi
politik di dalam negeri menjelang putaran kedua pemilihan Gubernur DKI
Jakarta.
Dari eksternal, ia menambahkan, notulensi pertemuan Komite Pasar
Terbuka Federal (FOMC) mengenai kebijakan suku bunga Amerika Serikat
yang sedianya dirilis pekan ini juga masih menjadi perhatian investor.
Sementara Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan
pernyataan pemerintah bahwa rasio utang Indonesia terhadap produk
domestik bruto (PDB) yang masih berada di posisi aman menjadi salah satu
faktor yang menjaga rupiah.
Bank Indonesia mencatat utang luar negeri Indonesia pada akhir
triwulan empat 2016 sebesar 317,0 miliar dolar AS atau tumbuh dua persen
(tahun ke tahun). Berdasarkan jangka waktu asal, utang luar negeri
jangka panjang tumbuh 1,1 persen (tahun ke tahun), sementara utang luar
negeri jangka pendek tumbuh 8,6 persen (tahun ke tahun).
"Namun pelaku pasar diharapkan tetap mencermati data-data ekonomi
lainnya baik dari domestik maupun eksternal yang dapat mengubah arah
rupiah," katanya.
Kurs rupiah naik tipis
Selasa, 21 Februari 2017 12:45 WIB