Kabupaten Gorontalo (ANTARA) - Kodim 1315/ Kabupaten Gorontalo menggelar penyuluhan wawasan kebangsaan kepada 400 pelajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Senin.
Komandan Kodim 1315/ Kabupaten Gorontalo Letkol Arh Roma Laksana Yudha mengatakan kegiatan itu merupakan bagian dari Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-126 Kodim 1315/Kabupaten Gorontalo.
"TMMD tak hanya berfokus pada pembangunan fisik di Desa Tonala, tetapi juga pembangunan karakter generasi muda sebagai modal utama Indonesia Emas 2045," ucap dia.
Ia menjelaskan, makna wawasan kebangsaan sebagai cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Dandim menegaskan pentingnya empat pilar kebangsaan Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika, sebagai pondasi utama dalam menjaga keutuhan bangsa.
"Empat pilar ini ibarat tiang penyangga rumah besar Indonesia. Kalau satu saja roboh, maka akan goyah lah seluruh bangsa," ujar Letkol Roma.
Menurut dia, cinta tanah air tidak bisa hanya diucapkan, melainkan harus diwujudkan dalam perilaku sehari-hari disiplin di sekolah, menghormati guru, menolong teman, serta menjaga kebersihan dan ketertiban lingkungan.
"Bela negara bukan hanya dengan mengangkat senjata, tapi juga dengan menjaga nama baik bangsa, menolak hoaks, dan berbuat jujur dalam hal kecil," ucap Dandim.
Letkol Roma mengatakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul adalah kunci masa depan Indonesia. Karena itu, generasi muda harus menyiapkan diri dengan ilmu, semangat, dan kepribadian yang kuat agar dapat mengelola kekayaan negeri secara bijaksana.
Dandim juga menyinggung tantangan dan ancaman yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini. Jika dahulu ancaman datang dalam bentuk penjajahan fisik, kini bangsa ini menghadapi bentuk baru, perang informasi dan degradasi moral melalui media sosial.
"Sekarang musuh kita bukan lagi datang membawa senjata, tapi membawa berita palsu, fitnah, dan kebencian," ujarnya tegas.
Ia menjelaskan bahwa banyak generasi muda yang terpengaruh oleh disinformasi, ujaran kebencian, dan provokasi digital yang menyesatkan. Karena itu, penting bagi pelajar memiliki literasi digital yang baik, mampu membedakan mana informasi benar dan mana yang menyesatkan.
"Jempol mu bisa jadi senjata. Gunakan untuk menyebar kebaikan, bukan kebencian. Itulah bentuk bela negara di era digital," pesan Dandim.
