Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Kementerian Kesehatan tidak menyarankan penduduk
kota menggunakan air sumur untuk diminum karena pada umumnya sumber air
tersebut letaknya berdekatan dengan tempat penampungan kotoran manusia
(tangki septik).
"Misalnya di Jakarta, orang tidak boleh menggunakan air sumur untuk
minum karena letak sumur cenderung berdekatan dengan tempat penampungan
kotoran," kata Direktur Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan,
Imran Nurali, di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, ada konsekuensi masyarakat yang tinggal di perkotaan
padat penduduk seperti banyaknya sumur yang berdekatan tangki septik.
Padahal secara langsung atau tidak, tinja di dalam tangki penampungan
dapat mencemari air bersih yang biasa digunakan masyarakat untuk minum
atau memasak.
Baca juga: (2017 Kemenkes hadapi tiga tantangan kesehatan)
Pada
sisi lain, tidak ada aturan resmi tentang larangan warga membuat sumur
berpompa listrik untuk mengangkat air tanah secara langsung. Pun
kemampuan negara melayani semua keperluan air bersih belum terjadi
secara benar-benar merata.
Air bersih di perkotaan, kata dia, memang sulit didapatkan terlebih
perkotaan memiliki kendala keterbatasan lahan untuk membangun sumur yang
letaknya ideal dan jauh dari tangki septik. Hal itu termasuk program
penyedotan lumpur tinja secara aman dan terjadwal belum konsisten
dilakukan banyak wilayah.
Kendala itu, lanjut dia, juga diperparah dengan beberapa kasus
keadaan pipa saluran air bersih PDAM yang bocor dan berada di dalam got
sehingga air bersih dapat tercampur zat berbahaya bagi kesehatan.
Agus Ahyar dari Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, mengatakan, sumur
dengan air yang tidak tercemar tinja sangat sulit ditemui di perkotaan.
Saran Kementerian Kesehatan: jangan minum air sumur
Jumat, 17 Maret 2017 20:39 WIB