Gorontalo (ANTARA) - Wakil Gubernur (Wagub) Gorontalo Idah Syahidah Rusli Habibie resmi membuka kegiatan sosialisasi Aksi Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca dan Program Kampung Iklim (Prokim) Tingkat Provinsi Gorontalo di Balroom Hotel Fox, Minggu.
Kegiatan itu digelar kelompok kerja (Pokja) Results-Based Payment (RBP) Redd+ Green Climate Fund Output 2 Provinsi Gorontalo melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Gorontalo bekerjasama dengan Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup serta Wahana Mitra Mandiri.
Wagub mengatakan isu perubahan iklim sangat nyata berdampak secara global mulai dari meningkatnya kejadian banjir, kekeringan, perubahan pola musim, hingga ancaman terhadap sektor pertanian dan perikanan yang menjadi sumber penghidupan masyarakat., sehingga ia mendorong upaya memperkuat program tersebut di tingkat desa.
Idah mendorong peran aktif masyarakat dalam aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, termasuk pengurangan emisi gas rumah kaca.
“Awalnya saya tidak tahu apa sih yang dimaksud dengan emisi gas rumah kaca tersebut. Tetapi walaupun demikian, saya sudah melakukan itu dalam kehidupan sehari-hari saya. Contoh kecil, saya kalau bawa air tidak menggunakan kemasan plastik, saya pakai tumbler,” ujar Idah.
Menurutnya, program ini sangat baik untuk mengendalikan perubahan iklim di tengah maraknya udara yang tidak sehat.
Ia menilai program ini merupakan bagian dari kerjasama global untuk mengurangi emisi akibat deforestasi dan degradasi hutan, serta mendorong tata ulang lingkungan yang lebih baik dan inklusif.
“Nah tentunya ini juga kita tidak bisa bekerja sendiri tanpa didukung oleh seluruh masyarakat. Seluruh masyarakat itu termasuk kita, termasuk ibu-ibu, remaja, anak, orang tua, bapak-bapak dan semuanya terkait dengan kehidupan kita sehari-hari. Saya minta program ini disosialisasikan juga kepada masyarakat, teman kita, lingkungan kita, paling tidak untuk kedisipinan diri kita sendiri,” pinta Wagub Idah.
Sementara Kepala Dinas LHK Provinsi Gorontalo, Fayzal Lamakara memaparkan bahwa pemerintah provinsi telah berkomitmen mendukung penuh upaya pengendalian perubahan iklim melalui berbagai program, termasuk pengelolaan sampah, rehabilitasi hutan dan lahan, energi terbarukan, serta penguatan kelembagaan masyarakat desa.
Ia juga mendorong pelaksanaan aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di tingkat desa melalui proklim.
Fayzal berharap Gorontalo sebagai contoh daerah yang mampu membangun masa depan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan.
“Saya berharap perserta ada sebanyak 100 orang ini dapat menambah wawasan terkait kebijakan dan penerapan program kampung iklim di Provinsi Gorontalo,” imbuh Fayzal.
Dinas LHK Gorontalo juga terus meningkatkan keterampilan jajaran dalam menghitung emisi karbon karbon bagi seluruh staf Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) yang tersebar di Provinsi Gorontalo.
“Kami perlu laporkan juga, pada bulan Oktober lalu, kami telah menggelar pelatihan cara menghitung emisi. Kita berharap perhitungan emisi gas rumah kaca dapat di wilayah masing-masing,” tambahnya.
Kegiatan ini turut dihadiri Ketua Pokja Results-Based Payment (RBP) REDD+ Green Climate Fund Output 2 Provinsi Gorontalo sekaligus Kepala Bappeda Provinsi Gorontalo, Wahyudin Athar Katili, Sekretaris DLHK Sayhbuddin Buata, Perwakilan Wahanan Mitra Mandiri, BPDLH, Kepala UPT Kementerian Kehutanan RI, tim ahli DPR RI Komisi 12 selaku mitra lingkungan hidup, para OPD lingkup pemerintah Provinsi Gorontalo, kepala Dinas Lingkungan Hidup kabupaten/kota se-Provinsi Gorontalo, para narasumber, mitra akademisi, dan dunia usaha, sertapara kepala desa dan pengelola proklim kabupaten/kota se-Provinsi Gorontalo.
