Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Aktris senior Christine Hakim memiliki pandangan
tersendiri menyoal sosok Raden Ajeng Kartini, perempuan asal Jepara
yang dikenal sebagai pejuang hak perempuan.
"Saya melihat dimensi
perjuangan Kartini berbeda. Hidup adalah pilihan. Ada pilihan sulit,
mimpi mencapai pendidikan setinggi-tinnginya untuk kaum perempuan," ujar
dia di Jakarta, Rabu.
Kendati Kartini, sambung Christine, tetap
tinggal di tanah kelahirannya dan harus menikah dengan pria beristri,
namun tak serta merta dia melupakan cita-citanya.
"Pada akhirnya
dia memilih untuk tetap tinggal di tempat beliau dilahirkan, tanpa
melupakan cita-cita dan perjuangannya itu. Satu keputusan berat, tetapi
sudah diambil dengan satu kesadaran," papar Christine.
"Kartini tetap ingin maju bersama-sama dengan kaumnya, memberikan
dukungan pada kaumnya, tanpa meninggalkan akar budayanya sebagai orang
Jawa," imbuh dia.
Sosok Kartini yang bagi sebagian orang
menginspirasi, beberapa kali telah difilmkan, antara lain lewat tangan
sutradara Sjumandjaja (R.A. Kartini, 1984), Azhar Kinoi Lubis (Surat
Cinta untuk Kartini, 2016), Hanung Bramantyo (Kartini, 2017).
Sosok Kartini di mata Christine Hakim
Rabu, 5 April 2017 21:45 WIB