Bireuen (ANTARA) - Badan Gizi Nasional (BGN) mendistribusikan makanan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG) ke sejumlah titik pengungsian korban banjir di Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh.
Koordinator Wilayah BGN Kabupaten Pidie Jaya Muhammad Ahlul Udzri di Pidie Jaya, Senin, mengatakan penyaluran Program MBG tersebut merupakan peralihan porsi anak sekolah.
"Sesuai arahan BGN, porsi anak sekolah yang libur dampak bencana banjir di Pidie Jaya dialihkan ke korban banjir di Kabupaten Pidie Jaya," kata Muhammad Ahlul Udzri.
Pernyataan tersebut disampaikan Muhammad Ahlul Udzri ketika mendistribusikan makanan Program MBG ke titik pengungsian korban banjir di Dusun Meunasah Krueng, Gampong Manyang Cut, Kecamatan Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya.
Muhammad Ahlul Udzri menyebutkan makanan Program MBG yang didistribusikan ke titik pengungsian tersebut berasal dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sagoe Trienggadeng, Kabupaten Pidie Jaya.
Menurut dia, tidak semua korban banjir di pengungsian mendapatkan porsi Program MBG, karena makanan Program MBG yang disalurkan terbatas untuk setiap titik pengungsian.
"Selain di titik pengungsian ini, kami juga menyalurkan di dua titik lainnya. Makanan Program MBG ini untuk semua kalangan korban banjir, tidak dibatasi hanya untuk anak sekolah yang mengungsi," kata Muhammad Ahlul Udzri.
Sementara itu Armiati, koordinator korban banjir Dusun Meunasah Krueng, mengatakan warga terdampak banjir di dusun tersebut sekitar 1.200 jiwa, termasuk balita dan lanjut usia.
"Warga di dusun kami saat ini mengungsi di beberapa titik karena belum ada tenda pengungsian. Beberapa warga lainnya masih bertahan di lantai dua rumah mereka. Sedang lantai dasar sudah tertutup material banjir," katanya.
Armiati mengatakan korban banjir di dusun tersebut membutuhkan tenda pengungsian, matras, kelambu air bersih, tempat Mandi Cuci Kakus (MCK), serta genset untuk listrik.
"Kami juga membutuhkan kehadiran tim kesehatan karena beberapa lansia maupun balita mulai sakit. Kami sempat terkurung selama empat hari karena akses ke dusun kami tidak dapat dilewati," kata Armiati.
