Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (PERDOKHI) Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, SpKFR, MARS, AIFO–K menekankan pentingnya pelaksanaan program edukasi yang masif, terstruktur, dan terukur tentang kebutuhan vaksinasi calon haji.
"Agar mereka memahami bahwa vaksin bukan sekadar syarat, tapi juga mereka harus sayang pada badannya sendiri," katanya dalam acara diskusi kesehatan di Jakarta pada Kamis.
"Ini menjadi tantangan, jamaah kita itu perlu dibantu di dalam hal pemahaman vaksin, itu fungsi dan manfaatnya buat dirinya apa," katanya.
Menurut dia, kurangnya pengetahuan mengenai manfaat vaksinasi bisa menjadi kendala dalam pelaksanaan vaksinasi pada jamaah calon haji.
"Kalau potret jamaah haji Indonesia secara utuh, itulah yang terjadi. Pengetahuannya yang kurang, latar budayanya yang khas, yang perlu ada pendekatan khusus. Jadi, tidak bisa digeneralisir di kota besar sama," katanya.
Ia menyampaikan bahwa vaksinasi telah terbukti efektif untuk menurunkan angka kejadian penyakit meningokokus di kalangan jamaah haji dan umrah.
"Manfaat vaksinasi meningitis yang dilakukan oleh para jamaah terbukti berhasil menekan angka kejadian penyakit meningokokus invasif, yang terakhir terjadi pada musim haji dan umrah 2001," katanya.
Ia mengatakan bahwa calon haji dianjurkan menjalani vaksinasi meningitis konjugat di fasilitas pelayanan kesehatan yang berwenang menerbitkan Electronic-International Certificate of Vaccination atau e-ICV paling lambat 10 hari sebelum keberangkatan.
Kementerian Kesehatan Arab Saudi mensyaratkan warga negara lain yang memasuki wilayahnya sudah mendapat vaksinasi untuk mencegah penularan penyakit meningokokus invasif.
Dokter Syarief menekankan bahwa ibadah haji membutuhkan kekuatan fisik optimal, jadi penting untuk memastikan tubuh dalam kondisi prima sebelum menunaikan ibadah.
"Tentu sangat mengkhawatirkan jamaah kita yang potretnya adalah pengetahuannya rendah, kemudian lansia, yang nekat untuk menjual harta bendanya untuk berangkat haji, tapi pada saatnya mereka langsung terkapar karena memang fisiknya tidak mampu," katanya.
Ia mengatakan, instansi pemerintah terkait bersama dengan tokoh agama dan pemuka masyarakat perlu menyampaikan kepada warga yang hendak menunaikan ibadah haji bahwa mereka harus mempersiapkan diri sebelum berangkat berhaji.
Persiapan yang dimaksud mencakup pemeriksaan kesehatan untuk memastikan mereka secara fisik memenuhi syarat untuk melaksanakan ibadah haji.
Selain menjalani vaksinasi untuk meningkatkan daya tahan tubuh, dr. Syarief mengatakan, calon haji dianjurkan rutin latihan olahraga untuk membangun kekuatan otot serta kesehatan jantung dan pernafasan paling tidak tiga bulan sampai setahun sebelum keberangkatan.
"Jadi namanya menabung energi itu di otot dan di lemak itu enggak bisa instan, perlu waktu, tahapan, sampai tercapai bahwa tingkat kemampuan endurance-nya bagus. Itu akan membuat dia proteksi dirinya daya tahannya akan lebih baik, ditambah tadi, vaksinnya," ia menjelaskan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PERDOKHI tekankan pentingnya edukasi tentang vaksinasi calon haji
