Havana (ANTARA GORONTALO) - Seorang pakar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),
Jumat, berharap kunjungannya ke Kuba membuka pintu dialog yang lebih
erat tentang hak asasi manusia dan memuji sistem kesejahteraan sosial
negara itu dalam mengurangi kerentanan warga Kuba terhadap perdagangan
manusia.
Kuba yang diperintah komunis, jamak menjadi sasaran inspeksi oleh
lembaga-lembaga internasional, dan ini adalah kunjungan pertama oleh
penyidik hak asasi manusia Perserikatan Bangsa Bangsa dalam satu dekade.
"Saya berharap bahwa ini akan menjadi titik loncatan untuk dialog
yang lebih intens dan membawa hasil bagi keseluruhan sistem hak asasi
manusia," kata Maria Grazia Giammarinaro, pelapor khusus Perserikatan
Bangsa Bangsa untuk perdagangan manusia, seperti dilaporkan Reuters.
Para pembelot Kuba, yang oleh pemerintah dianggap sebagai tentara
bayaran yang didanai oleh kepentingan Amerika Serikat, mengatakan itu
adalah tanda positif bahwa Giammarinaro telah diundang, tetapi hanya
langkah pertama.
"Perlu dicatat bahwa mereka tidak mengundang pelapor khusus yang
membidangi masalah penyiksaan, sistem penjara, kebebasan berekspresi,
fungsi sistem pemilihan umum, dan lain lain," kata Elizardo Sanchez,
pemimpin Komisi Hak Asasi Manusia dan Rekonsiliasi Nasional Kuba, yang
memonitor penangkapan lawan pemerintah.
Sistem kesehatan gratis, pendidikan dan jaminan sosial Kuba membantu
mengurangi kerentanan yang dapat menyebabkan perdagangan manusia, kata
Giammarinaro pada konferensi pers.
"Faktor Kerentanan mungkin kurang signifikan dibandingkan negara lain
- misalnya, kesenjangan sosial dan situasi kemiskinan yang menyeluruh,"
katanya.
Dia mencatat, bagaimanapun, kekhawatiran pada warga Kuba yang
beremigrasi, untuk misalnya, dengan harapan mengambil keuntungan yang
lebih besar dari keterampilan mereka di luar negeri dan kemudian
"menemukan diri mereka dalam situasi kemiskinan."
Krisis migrasi meletus dalam beberapa tahun terakhir karena
kekhawatiran bahwa Amerika Serikat akan mengakhiri kebijakan suaka lunak
untuk Kuba yang dibangun dari hubungan bersejarah dengan Kuba.
Ribuan orang menjual barang-barang mereka untuk mendapatkan uang
tunai guna melakukan perjalanan berbahaya dalam mengejar mereka mimpi
Amerika mereka.
Kuba telah lama menilai jika kebijakan Amerika Serikat ini
melestarikan perdagangan manusia, dan pemerintahan Obama mencabut
kebijakan itu pada Januari. Giammarinaro mengatakan telah memperoleh
informasi jika sejak saat itu telah terjadi penurunan emigrasi.
Setelah pertemuan dengan warga sipil, pemerintah dan pejabat Kuba
selama sepekan, Giammarinaro mengatakan telah mengidentifikasi beberapa
bidang lain yang menjadi perhatian, seperti pelecehan seksual, khususnya
pada anak-anak.
Dia mengatakan kerangka hukum Kuba dapat ditingkatkan. Misalnya,
anak-anak harus dilindungi oleh hukum pidana sampai usia 18 tahun, dan
tidak 16 tahun seperti yang terjadi saat ini.
Giammarinaromemuji bahwa prostitusi tidak dinilai sebagai kejahatan
di Kuba namun menyampaikan keprihatinannya kepada pihak berwenang bahwa
para pelaku prostitusi masih memperoleh stigma sosial dan kadang-kadang
dihukum dengan penahanan.
"Orang tidak seharusnya dihukum karena dibujuk, dimanipulasi atau dipaksa menjadi pelacur," katanya.
Pakar PBB puji sistem kesejahteraan sosial Kuba
Sabtu, 15 April 2017 21:37 WIB