Jakarta (ANTARA) - Badan Karantina Indonesia (Barantin) melepas ekspor perdana durian beku sebanyak 48 ton ke China dari Citereup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin.
Saat melakukan pelepasan ekspor, Kepala Barantin Sahat M Panggabean menyampaikan ekspor perdana durian beku senilai Rp5,1 miliar tersebut merupakan tindak lanjut dari penandatanganan protokol ekspor durian beku asal Indonesia tujuan China pada 25 Mei lalu antara Barantin dan General Administration of Customs of the People's Republic of China (GACC).
“Ini adalah realisasi ekspor perdana durian beku ke China, yang merupakan wujud dari rangkaian proses panjang yang memakan waktu yang cukup lama,” kata Sahat dalam siaran pers Barantin.
Durian beku yang diolah di Jawa Barat itu akan dikirim melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta menuju Pelabuhan Qingdao, China.
Selama ini, ekspor durian Indonesia ke China dilakukan tidak secara langsung, melainkan melalui negara tetangga yang kemudian mengolah dan mengemas ulang sebelum masuk ke pasar China.
Inisiatif komunikasi government to government (G to G) dengan GACC membuka jalan bagi Indonesia untuk mengekspor langsung produk durian beku.
Barantin mencatat, sepanjang Januari–November 2025, Indonesia mengekspor 10.162 ton durian dalam berbagai bentuk, mulai dari daging durian, pasta, hingga durian utuh. Lima negara tujuan utama adalah Thailand (6.003 ton), China (2.574 ton), Malaysia (1.532 ton), Hong Kong (15 ton), dan Jerman (6 ton).
Selain itu, ekspor juga menjangkau Jepang, Taiwan, Arab Saudi, Republik Ceko, Belanda, Kanada, Amerika Serikat, dan Norwegia.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Asosiasi Perkebunan Durian Indonesia (Apdurin) Aditya Pradewo menyambut antusias peluang ekspor langsung ke China. Menurutnya, pasar durian di China mencapai 8 miliar dolar AS atau sekitar Rp128 triliun per tahun.
Menurutnya, dengan varietas unggulan seperti Bawor, Super Tembaga, dan Namlung, Indonesia diyakini dapat merebut 5–10 persen pangsa pasar. Jika target tersebut tercapai, potensi devisa yang masuk berkisar Rp6,4 triliun hingga Rp12,8 triliun per tahun.
Aditya menambahkan ekspor langsung ke China tidak hanya memangkas biaya logistik, tetapi juga memberikan keuntungan besar bagi petani dan eksportir. Harga durian di China tercatat 5–7 kali lipat lebih tinggi dibandingkan harga lokal, sehingga membuka peluang ekonomi yang signifikan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Indonesia ekspor perdana 48 ton durian beku ke China
