Teheran (ANTARA) - Program rudal Iran dikembangkan semata-mata untuk mempertahankan wilayahnya dan Teheran tak berniat bernegosiasi dengan negara mana pun terkait program tersebut, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmail Baghaei pada Senin (22/12).
Sebelumnya, portal berita Axios melaporkan bahwa Israel akhir pekan lalu memperingatkan Amerika Serikat (AS) bahwa latihan peluncuran rudal oleh Garda Revolusi Iran bisa menjadi persiapan serangan terhadap Israel.
"Program rudal dikembangkan untuk pertahanan wilayah Iran, bukan untuk dirundingkan. Potensi pertahanan Iran dimaksudkan untuk mencegah agresor berpikir menyerang Iran, sehingga isu pertahanan umumnya tidak menjadi topik pembahasan," kata Baghaei, seperti dikutip layanan pers pemerintah Iran.
Ia menyatakan bahwa meski program rudal Iran dikesankan sebagai ancaman terhadap komunitas internasional, Israel justru terus menerima lebih banyak persenjataan dan peralatan militer sembari melakukan pendudukan ilegal atas Palestina dan "genosida" terhadap penduduknya.
Isu tentang ancaman tersebut, menurut Baghaei, hanyalah kelanjutan dari perang hibrida yang dilancarkan Israel terhadap Iran dengan dukungan AS.
Pada 13 Juni, Israel melancarkan operasi terhadap Iran karena dinilai menjalankan program nuklir militer secara terselubung. Serangan udara dan operasi sabotase Israel menyasar fasilitas nuklir, komandan militer, ilmuwan nuklir terkemuka, serta pangkalan udara.
Iran membantah tuduhan itu dan membalas dengan serangan. Kedua pihak saling menyerang selama 12 hari dan AS ikut terlibat melalui serangan satu kali terhadap fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni.
Sehari kemudian, Iran melancarkan serangan rudal ke Pangkalan Udara Al Udeid milik AS di Qatar, seraya menegaskan tidak berniat melakukan eskalasi lebih lanjut.
Presiden AS Donald Trump kemudian mengungkapkan harapannya bahwa serangan terhadap pangkalan militer AS di Qatar itu telah menjadi "pelampiasan" bagi Iran dan membuka jalan menuju perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah.
Ia menambahkan bahwa Israel dan Iran telah menyepakati gencatan senjata yang secara resmi mengakhiri perang 12 hari itu.
Pasca-serangan, Iran menyatakan akan memulihkan fasilitas yang terdampak dan melanjutkan pengembangan industri nuklirnya, termasuk dengan membangun pembangkit listrik tenaga nuklir baru.
Iran juga menegaskan kesediaannya untuk mengambil langkah-langkah membangun kepercayaan terkait industri nuklirnya di tengah kekhawatiran Barat terhadap program nuklir negara itu.
Sumber : Sputnik/RIA Novosti
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Iran: Program rudal buat pertahanan, bukan untuk dirundingkan
